Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, penyelidikan terkait penggunaan airsoft gun itu dilakukan bersama dengan TNI.
"(Airsoft gun) masih kami selidiki. Penyelidikan yang dilakukan TNI ada hukum militer, kami sipil," kata Yusri Yunus kepada wartawan, Selasa ini.
Ia menjelaskan, saat ini Polri dan TNI telah memeriksa sejumlah saksi terkait penyerangan itu. Para saksi itu termasuk dua polisi dan kru salah satu stasiun televisi yang mengalami korban luka.
"Yang diperiksa ya saksi-saksi, termasuk saksi korban," kata dia.
Saat ini Polri dan TNI tengah menginventarisir jumlah kerusakan akibat aksi penyerangan dan pembakaran itu.
"Masih dilakukan penyelidikan, masih didata semuanya sama tim terpadu ini, masih dilakukan pendataan berapa," ucapnya.
Sebagai telah diberitakan sebelumnya, seorang prajurit TNI berinisial MI mengalami kecelakaan tunggal di bilangan Ciracas, Jakarta Timur pada Jumat lalu. Kecelakaan itu menyebabkan IM mengalami luka di tubuh dan wajahnya.
Namun, tentara itu mengatakan kepada 27 rekan seangkatannya bahwa ia baru saja dikeroyok.
Kabar bohong yang disampaikan prajurit itu kemudian memicu kemarahan rekan-rekannya sesama anggota TNI. Mereka kemudian meluapkannya dengan melakukan perusakan dan kekerasan terhadap warga sipil, bahkan menyerang kantor Polsek Ciracas, Sabtu dini hari.
Sejauh ini, TNI telah memeriksa 12 orang serta mengambil rekaman CCTV di sekitar tempat kejadian perkara.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebutkan, tiga dari 12 orang tersebut mengaku, ikut merusak kendaraan di Mapolsek Ciracas. Namun, Hadi tidak merinci siapa 12 orang yang diperiksa sebagai saksi tersebut.
"Tadi pagi ini sudah mengakui tiga orang tersebut karena hampir seharian diperiksa oleh Denpom. Tiga orang tersebut adalah pelaku perusakan sepeda motor, kendaraan," ujar Hadi dalam konferensi pers yang ditayangkan Kompas TV, hariMinggu lalu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/01/10263101/polri-dan-tni-cari-orang-yang-pakai-airsoft-gun-saat-serang-mapolsek