Salin Artikel

Tempat Tidur Pasien Covid-19 di RS Swasta Bekasi Terisi 90 Persen, Ini Komentar Wali Kota

Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyampaikan, penambahan pasien positif Covid-19 berbanding lurus dengan pasien yang sembuh.

Kondisi sekarang, kata dia, hampir sama dengan kondisi awal pandemi Covid-19.

“April kan sampai 96 persen keterisiannya. Kalau sekarang jumlah banyak, tetapi muter terus (dengan yang sembuh),” ujar Rahmat kepada wartawan, Selasa (1/9/2020).

Rahmat mengatakan, saat awal pandemi Covid-19, angka kematian pasien tinggi. Saat itu rumah sakit kewalahan merawat pasien Covid-19.

Namun, kini pasien Covid-19 rata-rata sembuh dalam jangka waktu cepat. Kecuali, pasien Covid-19 tersebut punya penyakit bawaan.

“Ada yang dua hari tiga hari (sembuh), paling lama udah 3 hari, 4 hari diswab, hari kelima-nya positif. Karena dia sudah 5 hari, berarti masa inkubasinya 8 hari maka 3 hari kemudian diswab dia negatif. Banyak yang gitu, kecuali diawal kena (April),” kata dia.

Ia mengatakan, jika memang tempat tidur isolasi di setiap rumah sakit rujukan nantinya penuh, maka Islamic Center dan stadion akan dipakai untuk tempat isolasi.

Sebagai informasi, Pemkot Bekasi menyiapkan 100 tempat tidur di stadion. Sementara, di Islamic Center ada 42 tempat tidur.

“Kan semuanya penuh ya yang Bapak tadi bilang, di stadion kan masih. Kalau nanti buruk lagi, ya mau tidak mau kita pakai salah satu yang bisa kita pakai,” tutur dia.

Berdasarkan website resmi Pemkot Bekasi corona.bekasikota.go.id, hingga kini ada 954 kasus Covid-19 di Bekasi.

Jumlah tersebut bertambah 63 kasus dibanding dua hari sebelumnya, Sabtu (29/82020).

Dari 954 kasus Covid-19 di Kota Bekasi, sebanyak 859 pasien sembuh, 42 pasien dirawat di rumah sakit, dan 53 pasien meninggal dunia.

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia Kota Bekasi, Eko Nugroho, sebelumnya mengatakan, kapasitas rumah sakit swasta di Kota Bekasi sudah terisi lebih dari 90 persen oleh pasien Covid-19.

Ia merinci, saat ini ada sekitar 120 tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19 di 42 rumah sakit swasta rujukan.

"Daya tampung untuk pasien Covid di tiap rumah sakit swasta Kota Bekasi sudah terisi di atas 90 persen dari total kapasitas daya tampung di RS Swasta Kota Bekasi mencapai 120 tempat tidur untuk menampung kasus Covid-19," ujar Eko melalui pesan tertulis, Senin (31/8/2020).

Eko mengatakan, kini tersisa 10 persen tempat tidur isolasi yang ada di rumah sakit rujukan Covid-19. Jumlah tersebut juga bisa saja berubah mengikuti perkembangan pasien Covid-19.

“Tersisa sekitar 10 persen karena data bergerak terus,” ucap Eko.

Akibat menipisnya kapasitas tempat tidur isolasi pasien Covid-19, ada beberapa rumah sakit yang memilih menambah daya tampungnya.

Namun sejumlah rumah sakit tak bisa menambah banyak daya tampung tempat tidur isolasi karena masih ada pasien di luar Covid-19 yang harus dirawat.

“Karena ada beberapa rumah sakit yang menambah daya tampungnya karena tingginya kasus, tetapi tidak bisa banyak,” tutur dia.

Eko mengatakan, penambahan pasien Covid-19 ini berdampak negatif pada sisi bisnis rumah sakit swasta.

Setelah makin banyak pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit, rata-rata masyarakat takut untuk mengunjungi rumah sakit.

Apalagi rumah sakit yang merupakan rujukan pasien Covid-19.

“Saat ini praktis rumah sakit swasta itu hanya melayani sedikit sekali pasien non-Covid-19 dan untuk perawatan Covid-19 nya penuh. Jadi kita mengalami imbas di sisi bisnis ya, dari segi bisnis kapasitas rumah sakit tidak terisi secara umum. Tetapi untuk daya tampung Covid-19 nya penuh,” ujar Eko.

Eko mengatakan, pemasukan uang rumah sakit kini berkurang hingga 70 persen. Hal tersebutlah yang menjadi dilema rumah sakit untuk menambah kapasitas tempat tidur isolasi pasien Covid-19.

Kini rumah sakit rujukan rata-rata memiliki lima tempat tidur untuk tempat isolasi.

Apalagi tenaga medis yang merawat Covid-19 sejauh ini di tiap rumah sakit masih kurang. Namun, ia tak menyebutkan angka detailnya.

“Rumah sakit swasta menambah kapasitas daya tampung membutuhkan investasi biaya tidak kecil, sementara dana untuk investasi tidak memadai,” kata dia.

“Selain dana, menambah daya tampung juga butuh personel yang lebih banyak. Padahal saat ini personel justru berkurang karena mengalami burn out dan butuh istirahat. Jadi dilema juga memperluas daya tampung,” tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/01/11531311/tempat-tidur-pasien-covid-19-di-rs-swasta-bekasi-terisi-90-persen-ini

Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke