SWS yang mejalani perawatan di Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur, dinyatakan terpapar Covid-19.
"Belum (dipastikan Covid-19), saat ini kita masih minta dari rumah sakit hasilnya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (31/9/2020).
Hasil tersebut berbeda dibanding tes swab yang pernah dilakukan terhadap SWS dan tahanan lain di Polda Metro Jaya.
Hasil rapid test dan swab yang menjadi syarat bagi tersangka untuk dilakukan penahanan menunjukkan negatif Covid-19.
"Sudah (swab) sejak dari awal, itu rutin kita lakukan, rapid maupun swab di rutan Polda Metro Jaya," kata Yusri.
Yusri menjelaskan, SWS sebelumnya mengeluh sakit dan menjalani perawatan pada 24 September 2020.
Namun, Yusri tak menjelaskan sakit yang dialami oleh SWS.
"Nanti kita tunggu dari rumah seperti apa, kan memang yang bersangkutan sudah berumur ya," kata Yusri.
Sebelumnya, SWS meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Kramat Jati pada pukul 09.00 WIB.
Pihak RS Polri Kramat Jati mengatakan, SWS meninggal dunia dengan status positif Covid-19.
"Benar (meninggal dengan status positif) Covid-19). Tadi meninggal jam 09.00 pagi di ruang ICU," kata Kepala Bagian Humas Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta, AKBP Kristianingsih, Rabu.
Selain SWS, ada 16 tersangka lain dalam kasus aborsi di Raden Saleh.
Klinik aborsi ilegal itu sudah beroperasi selama sekitar lima tahun. Menurut polisi, setiap harinya ada lima sampai tujuh orang melakukan aborsi di klinik itu.
Dari praktik aborsi ilegal itu, para pelaku dapat meraup keuntungan sebesar Rp 70 juta per bulan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/30/17084301/dokter-aborsi-ilegal-meninggal-karena-covid-19-polisi-kita-tunggu-hasil