"Dari 90 kota yang disurvei, DKI Jakarta berada pada urutan ke-31. Dari yang disurvei ada 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi," kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga di Jakarta, Kamis.
Menurut Buyung, selama tahun 2020, inflasi di Jakarta sejak Maret 2020 cenderung menurun dan menunjukkan angka terkendali, sangat rendah dan perkiraannya 1,76 persen pada September untuk year on year (yoy).
"Sementara pada month to month (mom) ada kenaikan dibandingkan Agustus. Agustus terjadi deflasi -0,01 persen dan sekarang inflasi sebesar 0,02 persen," katanya.
Buyung membeberkan, penyumbang inflasi di Jakarta berasal dari tiga komoditas, yakni kenaikan iuran perguruan tinggi, naiknya harga emas dan perhiasan serta kelangkaan bawang putih di pasaran.
"Pertama adalah iuran untuk perguruan tinggi yang naik sebesar 0,11 persen, kemudian perhiasan dan emas naik 0,03 persen dan bawang putih 0,01 persen. Itulah tiga komoditi yang menyumbang inflasi tertinggi," katanya.
Buyung menjelaskan, dari tiga frame untuk melihat besaran inflasi di Jakarta, yaitu perbandingan secara bulan ke bulan, secara kumulatif, dan tahunan, pada tahun 2020 inflasi Jakarta relatif berada di bawah inflasi pada dua tahun terakhir (2019 dan 2018).
"Terutama pada bulan April, inflasi pada tahun 2020 terus-menerus turun di bawah inflasi pada tahun 2018 dan 2019. Jadi kita lihat inflasi 2020 itu relatif di bawah inflasi dua tahun terakhir," katanya.
Sementara itu, dari empat kota yang mengelilingi Jakarta, yaitu Depok, Bogor, Bekasi dan Tangerang, masing-masing mengalami inflasi dan deflasi.
Depok mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, Bogor 0,11 persen. Sedang dua kota lainnya yang mengalami deflasi, Tangerang -0,07 persen dan Bekasi -0,03 persen.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/01/16270011/bps-inflasi-jakarta-cenderung-menurun-dan-terkendali