Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jihan Mahes mengatakan, lokasi itu dipilih sebagai tempat aksi lantaran rombongan mereka dihentikan aparat kepolisian saat menuju ke Jakarta.
"Karena kami dihadang polisi, akhirnya kami membuat gerakan baru untuk diperhatikan pemerintah setempat. Musuh kami dengan wakil kami, bukan dengan polisi, kami mau menegur wakil kami, tapi kami malah dihadang oleh aparat," kata dia.
Jihan mengatakan, aksi tersebut merupakan ekspresi kekecewaan mahasiswa atas keputusan pemerintah dan DPR-RI yang mengesahkan Undang-undang Cipta Kerja pada Senin lalu.
"Ini bentuk kekecewaan kami terhadap DPR yang hari ini tidak mencerminkan dewan perwakilan rakyat, bahkan DPR mencerminkan sebagai dewan perwakilan partai," ujar dia.
Dia juga menilai, DPR dan pemerintah memanfaatkan situasi Covid-19 untuk mengesahkan UU Cipta Kerja.
Ia mengatakan, aksi yang lebih besar akan dilakukan besok untuk menolak UU itu.
"Kami ingin lebih masif untuk bergerak besok karena bukan hanya kami, tapi se-Indonesia buruh dan seluruh elemen masyarakat turut menyuarakan penolakan omnibus law," kata dia.
Pada sekitar pukul 17.30 WIB masa kemudian membubarkan diri.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/07/18561531/mahasiswa-tangerang-kami-hanya-ingin-tegur-wakil-kami-mengapa-dihadang