Kemacetan terjadi lantaran banyaknya motor yang parkir di pinggir jalan di dekat lampu merah Bundaran Monumen Nasional.
Ada juga mobil-mobil ambulans yang parkir di pinggir jalan.
Pedagang kopi keliling juga terlihat berada di pinggir jalan.
Massa juga terlihat duduk berkerumun di Jalan Budi Kemuliaan sehingga membuat lalu lintas tersumbat.
Massa juga terlihat berjalan kaki di tengah jalan.
Pantauan Kompas.com pukul 14.30 WIB, tak terlihat polisi yang mengatur lalu lintas di Jalan Budi Kemuliaan.
Kemacetan hingga saat ini belum bisa terurai.
Massa demonstran dari Persaudaraan Alumni 212 dan kelompok organisasi masyarakat (ormas) mulai memadati Jalan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta pada Selasa (13/10/2020) pukul 12.30 WIB.
Massa demonstran terdiri dari berbagai usia. Massa demonstran dari usia anak-anak terlihat sudah berada di lokasi demonstrasi.
Dua mobil pengeras suara terlihat sudah parkir di Jalan Medan Merdeka Selatan. Satu berada di depan gedung Kementerian Pariwisata, sedangkan yang lainnya berada dj depan Gedung Indosat.
Massa demonstran membawa sejumlah bendera. Beberapa titik logistik untuk demonstran juga telah disiapkan oleh massa demonstran.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin mengatakan, pihaknya melaksanakan unjuk rasa pada hari ini.
Aksi tersebut akan digelar oleh sekelompok massa yang terdiri dari beberapa kelompok ormas.
Novel mengatakan, aksi penolakan omnibus law bukan kali ini saja dilakukan oleh pihaknya.
Jauh sebelum buruh menggelar aksi terkait UU Cipta Kerja, pihaknya mengeklaim sudah melakukan penolakan sedari awal.
Pembahasan kilat dan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja oleh DPR RI masih terus menuai pro dan kontra.
Pasca-pengesahan RUU Cipta Kerja, Senin (5/10/2020), berlangsung aksi demonstrasi menolak RUU yang dinilai merugikan buruh itu, di sejumlah wilayah di Indonesia.
Sebagian pihak menyoroti tertutupnya pembahasan UU tersebut selama proses pembahasan bersama pemerintah.
Sorotan juga diarahkan pada sejumlah pasal kontroversial yang dinilai akan merugikan kaum pekerja.
Gelombang aksi unjuk rasa berlangsung sejak Selasa (6/10/2020) hingga Kamis (8/10/2020), diwarnai kericuhan.
Pemerintah merespons berbagai aksi dan aspirasi penolakan ini dengan menyebut bahwa reaksi yang muncul karena banyaknya misinformasi soal isi RUU Cipta Kerja.
Pemerintah dinilai masih belum mendengarkan keluhan dari pihak-pihak yang menolak pengesahan UU Cipta Kerja.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/13/14511741/ada-demo-tolak-omnibus-law-uu-cipta-kerja-jalan-budi-kemuliaan-macet