Wacana itu sebetulnya telah bergulir lama karena sejumlah tempat pembuangan akhir (TPA), terutama di Depok, sudah overkapasitas dan tak mampu menampung sampah.
"Minggu depan akan saya kunjungi (TPPAS Nambo). Saya akan lihat apakah bisa diselesaikan di tempat atau tidak," ujar Ridwan Kamil atau Emil kepada wartawan, Selasa (13/10/2020).
"Pokoknya (TPA) Nambo akan menjadi tempat (pembuangan akhir) untuk Bogor, Depok, dan Bekasi," ujar Emil.
Tak kunjung beroperasi
Kelebihan kapasitas sampah paling parah dilaporkan terjadi di TPA Cipayung, Depok. Status overkapasitas itu bahkan pernah membuat tempat pembuangan itu ambles.
Praktis, Kota Depok hanya bisa bergantung pada rencana optimalisasi TPA Cipayung.
Rencana optimalisasi itu sempat maju-mundur karena ketidakjelasan nasib pengalihan pembuangan sampah ke TPPAS Nambo.
Baru pada Agustus lalu, Kepala UPT TPA Cipayung, Ardan Kurniawan, mennyatakan telah memutuskan bahwa pihaknya akan merevitalisasi TPA Cipayung karena rencana pembuangan ke Nambo tak kunjung terlaksana.
Di Kota Bekasi, pemerintah masih bisa berakrobat dengan menyiasati perluasan lahan TPA Sumur Batu yang juga disebut telah penuh.
Sementara itu di Bogor, Wali Kota Bima Arya memperpanjang kerja sama dengan TPAS Galuga sebab pengalihan pembuangan sampah ke Nambo belum juga terwujud.
"Tanahnya (TPPAS Lulut Nambo) sudah ada, tinggal kepastian kebijakannya, saya lakukan dengan cepat. Nanti saya bereskan," ujar Emil.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/13/17263631/ridwan-kamil-klaim-segera-bereskan-sengkarut-sampah-bodebek-ke-tpa-nambo