Salin Artikel

Jasa Beres-beres Kamar Kos Tumbuh Subur pada Masa Pandemi

Karena pergi dengan bergegas, tak sedikit dari mereka yang masih meninggalkan banyak barang di kamar kosnya masing-masing.

Dua mahasiswa Yogyakarta, Fawaz Muhammad Khaer (21) dan Fathom Alim (22), melihat peluang untuk membuka jasa layanan membereskan dan mengirimkan barang-barang mahasiswa rantau yang tertinggal di kamar kosnya.

“Kepikiran teman-temanku yang dari luar kota, mereka kan ngekos di sini, tapi orangnya enggak di sini, kan kasihan kalau cuma bayar kosan, tapi cuma barangnya doang yang tinggal,” ujar Fathom.

Pada saat yang sama, orangtua Fawaz memiliki satu rumah yang tidak ditempati di depan rumah tinggalnya. Daripada rumah itu tidak ditempati, Fawaz berpikir untuk memfungsikan rumah tersebut sebagai tempat penyimpanan barang-barang milik kliennya.

Apabila tidak berniat untuk dikirimkan ke rumah di kampung halaman masing-masing, Fathom dan kawan-kawan juga menawarkan jasa menyimpankan barang-barang dengan harga layanan jauh di bawah harga sewa indekos.

“Beberapa teman juga bilang, kosnya lembap. Jadi daripada mereka nyimpen barang di kos, mending sama kita. Atau daripada mereka harus balik dari kotanya ke sini lagi cuma buat ngurus barang terus balik lagi, ya mending kita yang ngurusin aja,” jelas Fawaz.

“Daripada lanjut kosan bayar mahal, mending pakai jasa kami,” tambahnya.

Tak hanya barang-barang, kendaraan bermotor pun dapat disimpankan oleh layanan ini. Barang dan kendaraan pun akan dibersihkan oleh tim secara berkala.

Antusiasme mahasiswa rantau tinggi

Ketika awal melakukan promosi via media sosial, Kita Jagain langsung mendapat respons yang tinggi dari para mahasiswa rantau.

“Kita minta teman-teman dekat untuk promosiin via Instagram kita @kitajaga.in. Terus, dalam dua hari, profile visit Instagram kami bisa sampai 4.000,” ujar Fathom.

“Orang-orang kan juga butuh banget karena enggak bisa datang ke sini, gitu. Sudah pada pulang ke rumah masing-masing,” tambahnya.

Bahkan, sebelum persiapan selesai dan operasional belum resmi dibuka, nyatanya sudah ada klien yang menghubungi untuk segera menggunakan jasa Kita Jagain.

“Dia (klien) harus keluar kos dua hari lagi, tapi dia enggak mau juga bayar lagi kosan. Makanya, dia mau langsung pakai (jasa) kita,” jelas Fawaz.

Sejak saat itu, Kita Jagain mulai beroperasi. Pihaknya mengaku bahwa hingga kini mereka sudah menerima lebih dari 40 klien yang dilayani.

Sebab pelanggan semakin banyak, Fawaz dan Fathom mengajak beberapa teman untuk membantunya, yakni Denise (21), Amara (21), dan Andaru (23).

“Kita ajak teman-teman yang cewek juga. Kalau klien cewek kan kita enggak bisa masuk kosan cewek. Waktu yang harus diberesin itu banyak juga kita sempat ajak teman-teman lain,” ujar Fawaz.

Fathom mengaku bahwa layanannya paling banyak diminati pada medio Juni-Juli. Saat itu, mereka bisa membersihkan dua hingga tiga kamar kos dalam satu hari.

“Puncaknya itu waktu Juni-Juli, semester libur itu, banyak banget kliennya. Saat itu juga belum banyak kompetitor, jadi banyak banget yang pakai (jasa) kami,” ujar Fawaz.

“Rekor kita pernah ngerjain dari 11 pagi sampai jam setengah 12 malam. Itu kontrakan dua tingkat, rumahnya besar, barangnya juga banyak banget, dan kontrakan itu jauh dari tempat penyimpanan, jadi bolak-balik, lama,” jelas Fathom.

Dengan membanderol harga mulai dari Rp 200.000, Fathom dan kawan-kawan masih menjalankan usahanya hingga hari ini dengan mengunjungi berbagai rumah kos.

Duka di balik layanan beres-beres

Membuka jasa layanan membersihkan kamar kos juga menyimpan dukanya sendiri. Tak jarang tim Kita Jagain harus membersihkan kamar kos yang sangat kotor karena telah ditinggal lama oleh pemiliknya.

“Mereka kan pulang karena pandemi, mereka enggak nyangka pulang untuk waktu yang lama, jadi indekosnya kadang masih berantakan,” ujar Denise.

Barang-barang pun jadi sangat berdebu sehingga menyulitkan proses membersihkan kamar kos. Tim Kita Jagain juga tak jarang harus membereskan sisa-sisa makanan dan minuman yang telah ditinggal selama berbulan-bulan.

“Yang paling parah, kulkas ditinggal lama banget. Sampai di dalam kulkas itu ada telur-telur serangga,” jelas Fathom.

Sempat juga ditemui sepeda motor pelanggan yang mogok, sehingga mereka harus memanggil teknisi.

“Ada klien yang titip motor, motornya mogok. Kita takut paksa-paksa nanti jadi rusak, kita sampai panggil teknisi,” ujar Fathom.

Namun demikian, kelima anggota Kita Jagain mengaku senang menjalankan usahanya tersebut.

“Senang, ada pemasukan di tengah pandemi,” ujar Amara.

Hingga kini, Kita Jagain masih membuka jasa layanan tersebut. Pihaknya mengaku akan tetap menjalankan usaha ini hingga pandemi berakhir.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/16/10085371/jasa-beres-beres-kamar-kos-tumbuh-subur-pada-masa-pandemi

Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke