JAKARTA, KOMPAS.com - Pelarian narapidana Lapas Tangerang, Cai Changpan yang kabur dari tahanan ke kawasan Hutan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berakhir.
Terpidana mati kasus narkoba itu memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di sebuah pabrik pembakaran ban, Sabtu (17/10/2020).
Selama ini, hutan tersebut menjadi lokasi pelarian Cai Changpan setelah berhasil kabur dari Lapas Kelas I Tangerang pada 14 September lalu.
Cai Changpan membuat lubang dari dalam kamar sel menuju gorong-gorong dengan kedalaman sekitar 2 meter dan panjang diperkirakan 30 meter.
Gembong narkoba yang memiliki 135 kilogram sabu ini juga sempat menemui istri dan anak di rumah sebelum melakukan pelarian ke dalam hutan.
Kini, penemuan Cai Changpan yang sudah tak bernyawa menjadi akhir pencarian tim khusus berjumlah 291 personel yang terdiri dari anggota Polda Metro Jaya, Polres Tangerang, Brimob, dan Lapas.
Terdesak karena dikepung
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, Cai Changpan memilih mengakhiri hidupnya diduga karena dalam posisi terdesak, di tengah buruan tim khusus.
"Jadi (Cai Changpan) mungkin merasa terdesak dengan adanya anggota kami tim khusus gabungan yang terus menyusuri," ujar Nana saat rilis di Polda Metro Jaya yang disiarkan secara daring, Senin (19/10/2020).
Setidaknya ada 291 anggota dibantu anjing pelacahan (K-9) melakukan pencarian terhadap Cai Changpan selama satu bulan.
Sejumlah anggota tersebut melakukan penyisiran secara berkala dengan sistem mobile satu dengan yang lainnya.
"Karena anggota terus mobile sehingga ada jalan pintas dalam pikiran (Cai Changpan) untuk menggantung diri tempat pembakaran ban daerah Jasingan itu," ucapnya.
Tak asing dengan hutan
Nana mengatakan, ada beberapa kendala yang dialami anggota selama mencari Cai Changpan sekitar satu bulan di hutan.
Salah satu hambatan adalah karena Cai Changpan begitu memahami letak geografis hutan yang menjadi lokasi pelariannya.
"Ada beberapa hambatan saat melakukan pencarian selama satu bulan, karena Cai Changpan secara karakteristik dan geografis sangat menguasai Hutan Tenjo," kata Nana.
Nana menjelaskan, Hutan Tenjo tak asing bagi Changpan yang memiliki keluarga dan sudah menetap selama 17 tahun di kawasan tersebut.
Selama tinggal di sana, Cai Changpan juga sering keluar masuk untuk berburu di hutan itu.
"Kedua, dari beberapa masukan sekitar warga kalau terpidana ini memiliki hobi berburu. Jadi sering keluar masuk ke hutan tersebut," katanya.
Keahlian itu membuat Cai Changpan mampu bertahan hidup di dalam hutan selama sebulan terakhir,
Terungkap dari laporan warga
Nana menjelaskan, keberadaan Cai Changpan terungkap setelah anggota mendapat informasi keberadaan Cai dari warga sekitar.
Warga melaporkan bahwa setiap malam ada seseorang yang mencurigakan berada di dalam pabrik pembakaran ban sekitar Hutan Tenjo.
"Warga sampaikan ke Kepala Desa Koleang kemudian disampaikan ke anggota bahwa di sekitar pembakaran ban kalau malam ada seseorang yang mencurigakan dan menginap," ujar Nana.
Nana menjelaskan, anggotanya menerima laporan warga pada 16 Oktober 2020.
Tim khusus menuju ke lokasi satu hari setelah mendapatkan laporan tersebut.
"Pada tanggal 17 kita lakukan upaya penggeledahan dan ditemukan terpidana mati menggantung diri di lokasi tersebut," kata Nana.
Identitas jasad tersebut dipastikan Cai Changpan berdasarkan identifikasi sidik jari dan tato yang ada tubuhnya.
Tato tersebut menjadi ciri dan data polisi untuk memburu Cai Changpan setelah kabur dari Lapas Tangerang.
"Identifikasi bahwa beberapa ciri-ciri ini identik terpidana mati Cai Changpan mulai dari sidik jari dan beberapa tato," ujar Nana.
Curi makanan
Berbagai cara dilakukan terpidana mati Cai Changpan untuk bertahan hidup di dalam hutan sebelum ditemukan tewas gantung diri.
Belakangan diketahui, Cai Changpan kerap mencuri sejumlah makanan milik pekerja pembakaran ban.
"Memang ada beberapa yang mengaku makanan mereka sering hilang. Mungkin dia (Cai Changpan) lapar kemudian diambil," kata Nana.
Pekerja curiga ada seseorang yang menginap di dalam pabrik setiap malam.
Hal itu kemudian dilaporkan ke kepala desa yang kemudian dilanjutkan kepada Tim Khusus pemburu Cai Changpan.
"Itu kemudian dilaporkan ke kepala desa dan dilanjutkan ke kami. Setelah kami upaya melakukan penggeledahan terpidana mati sudah menggantung diri di lokasi itu," ucap Nana.
Tewas 12 jam sebelum ditemukan
Polisi yang menemukan Cai Changpan sudah tak bernyawa langsung membawa jasad ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Berdasarkan hasil otopsi, Cai Changpan bunuh diri 12 jam sebelum ditemukan tewas.
"Dari keterangan dokter bahwa estimasi kematian diperkirakan 12 jam sebelum ditemukan," ucap Nana.
Adapun Cai Changpan ditemukan tewas bunuh diri di pabrik pembongkaran ban itu pada Sabtu (17/10/2020).
"Jadi perkiraan waktu mati (Cai Changpan) Jumat pukul 20.00. Makanya, ketika ditemukan, jasad dia masih utuh. Belum lama," kata Nana.
Sementara hasil otopsi dan jasad Cai Changpan nantinya diserahkan ke pihak Lapas Kelas 1 Tangerang.
"Jenazah terpidana mati masih di Rumah Sakit Kramat Jati dan dalam waktu dekat kami serahkan ke pimpinan lapas tingkat 1 Tangerang," tutup Nana.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/20/06224711/fakta-fakta-pelarian-cai-changpan-sebulan-hidup-di-hutan-hingga-berakhir