“Dengan kebijakan ini, layanan tiket di Stasiun Rangkasbitung hanya dapat menerima transaksi dengan menggunakan KMT, kartu uang elektronik bank, maupun tiket dengan kode QR melalui Link Aja,” kata Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia, Anne Purba, dalam keterangan tertulis, Kamis (22/10/2020) sore.
Anne mengatakan, para pengguna kereta rel listrik (KRL) yang bertransaksi dengan Tiket Harian Berjaminan (THB) dengan tujuan Stasiun Rangkasbitung masih dapat keluar dari gate elektronik stasiun. Mereka yang menggunakan THB Pergi Pulang (PP) juga masih dapat melakukan perjalan kembali dari Stasiun Rangkasbitung.
“Namun di Stasiun Rangkasbitung mulai 3 November 2020 tidak ada layanan pembelian maupun isi ulang THB,” lanjut Anne.
Selama masa pandemi Covid-19, PT KCI terus mengajak pengguna KRL untuk mengurangi transaksi dengan uang tunai.
Anne menyatakan, kebijakan tersebut merupakan bagian dari upaya memberikan layanan yang mengutamakan kesehatan. Uang tunai yang sering berpindah tangan dapat menjadi salah satu media penularan Covid-19.
“Selain itu, dengan mengurangi transaksi tunai juga dapat mengurangi antrean di stasiun sehingga dapat memaksimalkan upaya jaga jarak aman,” tambah Anne.
Stasiun Rangkasbitung merupakan salah satu stasiun dengan volume pengguna cukup tinggi. Pada September 2020, stasiun ini rata-rata melayani 4.396 pengguna KRL setiap hari.
Setiap harinya Stasiun Rangkasbitung melayani 72 perjalanan KRL lintas Rangkasbitung/Maja/ Parung Panjang/ Serpong/Tanah Abang PP dan 8 perjalanan kereta lokal relasi Rangkasbitung-Merak PP.
“PT KCI berharap para pengguna KRL yang masih menggunakan THB dapat menyesuaikan dengan kebijakan baru ini. Sebelum berlaku pada 3 November, petugas akan melakukan sosialisasi secara konsisten mengenai perubahan Stasiun Rangkasbitung menjadi Stasiun Khusus KMT,” lanjut Anne.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/22/16505691/stasiun-rangkasbitung-hanya-layani-penumpang-dengan-kmt-dan-uang