Salin Artikel

Kebakaran Hanguskan Sebuah Pabrik Busa di Tangerang

Kebakaran terjadi pada Kamis sore sekitar pukul 16.00 WIB dan baru bisa dipasang kurang lebih lima jam setelahnya, yakni pukul 21.30 WIB

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin menjelaskan, api pertama kali diketahui dua pegawai sekitar pukul 16.00 WIB ketika aliran listrik di area pabrik mendadak padam.

"Dua pegawai sedang berada di mes. Tiba-tiba mati lampu (listrik)," ujar Kosrudin, Kamis (29/10/2020).

Salah seorang pegawai itu hendak menanyakan kondisi listrik di kawasan pabrik kepada petugas sekuriti di pos pengamanan.

Namun, pegawai tersebut justru melihat ada kepulan asap dari salah satu ruangan dan ketika diperiksa sudah muncul kobaran api.

"Dia melihat ruangan repair busa terdapat kepulan asap tebal serta sudah terdapat kobaran api," ujar Kosrudin, Kamis.

Saat melihat kobaran api itu, pegawai tersebut kemudian memberitahukan rekannya dan mencoba memadamkan api dengan mengambil alat pemadam kebakaran (apar) yang ada di area pabrik.

Sayangnya, mereka tidak berhasil memadamkan api karena ruang yang terbakar itu terkunci.

Pegawai tersebut pun kemudian menghubungi petugas pemadam kebakaran (Damkar) BPBD Kabupaten Tangerang.

10 Mobil Damkar dikerahkan

Sebanyak tiga unit mobil pemadam dengan 18 personel pun dikerahkan petugas ke lokasi kejadian dan sampai ke lokasi sekitar 16.40 WIB.

Petugas kemudian berupaya memadamkan kobaran api yang dengan cepat menyambar ke bangunan lain di pabrik itu.

Namun, banyaknya benda yang mudah terbakar di pabrik busa tersebut membuat api terus membesar dan sulit dikendalikan.

Petugas kemudian menambah jumlah personel dan tujuh unit mobil damkar membantu proses pemadaman di pabrik tersebut.

"Dibantu Damkar Tangerang Kota tujuh unit," ujar dia.

4 jam lakukan pemadaman

Setelah lebih dari empat jam berupaya melakukan pemadaman, api akhirnya bisa terkendali sekitar pukul 21.00 WIB.

Proses pendinginan di seluruh area pabrik pun mulai dilakukan untuk mengantisipasi adanya bara api yang dapat memantik kembali kebakaran.

Petugas damkar gabungan akhirnya memastikan bahwa api sudah padam seluruhnya sekitar pukul 21.30 WIB. 

Kendati api sudah berhasil dipadamkan, petugas Damkar gabungan belum dapat menyebutkan dugaan sementara munculnya api yang meluluhlantakkan pabrik tersebut.

Kosrudin menyebutkan bahwa pihaknya masih harus melakukan pendalaman untuk mengetahui secara pasti sumber api yang menyebabkan kebakaran.

"Belum ada dugaannya, masih harus didalami," ungkap Kosrudin.

Dia memastikan tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kebakaran itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/30/05584131/kebakaran-hanguskan-sebuah-pabrik-busa-di-tangerang

Terkini Lainnya

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilwalkot Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilwalkot Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke