Salin Artikel

Penanganan Banjir Jakarta, Surut dalam 6 Jam hingga Siapkan Tenda Pengungsi Positif Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memasuki musim hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncaknya terjadi antara Januari hingga Februari 2021.

Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan langkah antisipatif guna mengurangi potensi banjir di Ibu Kota.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan, ada tiga kunci yang menjadi pegangan dalam mengantisipasi banjir di Ibu Kota.

Pertama adalah siaga.

"Siaga artinya kami menyiapkan seluruh potensi yang kami miliki untuk bisa menghadapi semua kemungkinan," kata Anies saat Apel Siaga Menghadapi Musim Hujan, Rabu (4/11/2020).

Kata kunci kedua adalah tanggap, yaitu memantau dengan dekat perkembangan cuaca dan proyeksi turunnya hujan sehingga bisa merespons semua kondisi.

Lalu kata kunci ketiga adalah galang.

Menurut Anies, dalam menghadapi bencana, maka semua unsur harus menggalang seluruh kekuatan untuk bergotong royong.

"Tiga kata kunci tadi, siaga, tanggap, galang. Ini harus dipegang oleh kita semua," kata Anies.

Tantangan musim hujan di Jakarta

Anies mengatakan, tahun ini fenomena La Nina akan akan terjadi.

Fenomena ini diprediksi akan mengakibatkan anomali cuaca berupa peningkatan curah hujan di Tanah Air, termasuk di Jakarta.

Tak hanya itu, tantangan yang harus dihadapi Jakarta mengenai penanganan banjir datang dari tiga penjuru.

Pertama adalah hujan lokal yang apabila terjadi secara intensif berpotensi mengakibatkan genangan dan banjir.

Kemudian, jika terjadi hujan lebat di daerah pegunungan, air hujan akan mengalir ke wilayah pesisir, yakni Jakarta.

"Yang ini kami memiliki waktu untuk bersiap karena perjalanan air dari Bendung Katulampa sampai Jakarta sekitar sembilan sampai sepuluh jam. Tiga jam sampai Depok, enam jam dari pintu Depok sampai Manggarai," ucap Anies.

Tantangan terakhir adalah banjir akibat permukaan laut yang meninggi di kawasan yang permukaan tanahnya lebih rendah.

Hal ini yang menyebabkan terjadinya banjir rob.

Banjir harus surut 6 jam

Anies menyampaikan, ada dua indikator kesuksesan penanganan musim hujan di Jakarta.

Pertama, tidak ada korban.

Kedua, genangan atau banjir harus surut dalam kurun waktu enam jam.

Dia menyatakan, kapasitas sistem drainase di Jakarta rata-rata hanya mampu menampung curah hujan 100 milimeter per hari.

Dengan demikian, apabila curah hujan lokal di bawah 100 milimeter, Anies menargetkan tidak ada banjir.

Namun apabila curah hujan melebihi 100 milimeter, dia menargetkan genangan air harus surut dalam waktu enam jam.

"Ini bila curah hujan di atas kapasitas sistem drainase kita, seluruh unsur bersiaga di sini. Insya Allah Jakarta bisa terbebas dari banjir dan bila terjadi curah hujan yang amat lebat kita bisa segera surut dalam waktu kurang dari enam jam," ujar Anies.

Keruk dan bangun waduk baru

Dengan berbagai kondisi yang akan dihadapi Ibu Kota selama musim hujan, maka ada beberapa langkah pencegahan yang dilakukan.

Contohnya dengan mengeruk sejumlah waduk di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Untuk mengeruk waduk, Pemprov DKI mengerahkan sejumlah ekskavator.

Alat berat yang dikerahkan bukan hanya milik pemprov, tetapi berasal dari berbagai unsur, antara lain swasta, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Ekskavatornya bukan hanya milik DKI, tapi kami mengerahkan dari berbagai unsur, baik swasta maupun BUMN, BUMD menyuplai alat-alat," kata Anies.

Pemprov DKI Jakarta juga membangun waduk baru.

Anies mengemukakan, lokasi pembuatan waduk baru itu merupakan lahan kosong dengan kontur tanah yang cekung.

Konstruksi waduk baru dilakukan di Jakarta Barat.

"Jadi itu bukan karena aliran sungai, tapi karena cekungan lalu kami siapkan waduk baru," ujar Anies.

Siapkan tenda dan perahu khusus pengungsi positif Covid-19

Masih dalam rangka mengantisipasi banjir, Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan tenda khusus bagi pengungsi yang terpapar Covid-19.

Di dalam tenda, terdapat bilik-bilik yang bisa digunakan oleh pasien, maupun pengungsi yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Tak hanya tenda, Pemprov DKI juga menyiapkan perahu khusus untuk mengangkut pasien Covid-19 atau mereka yang memiliki gejala.

Perahu-perahu tersebut diberi tanda khusus dan dibedakan dengan perahu bagi warga yang tidak terpapar Covid-19.

"Jadi nanti di pengungsian disiapkan (tenda) kemudian untuk mobilitas juga disiapkan," kata Anies.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/05/08115361/penanganan-banjir-jakarta-surut-dalam-6-jam-hingga-siapkan-tenda

Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke