Di tempat tersebut, TM (35) meracik satu ton madu palsu tiap harinya untuk dipasok ke Banten.
Pabrik itu berlokasi di Jalan SMA 101 Joglo, Kembangan, Jakarta Barat."Seorang warga yang tinggal di sekitar tempat itu menyatakan tak tahu tentang keberadaan tempat pengolahan madu palsu tersebut.
Di dalam rumah kontrakan yang disulap menjadi pabrik tersebut, puluhan drum berisikan campuran madu palsu disusun. Bau menyengat keluar dari cairan madu palsu itu.
Banyak lalat mati mengambang di atas cairan madu palsu tersebut.
"Bisa dilihat di sini tidak steril sama sekali," kata Kasubdit Indag 1 Direktorar Reserse dan Kriminal Khusus Polda Banten, Doffie Fahlevi.
Doffie menjelaskan, dalam satu kali produksi, TM menghasilkan omzet sebesar Rp 600 juta.
"Apabila usaha dijalankan selama 1 tahun maka omset penjualan madu palsu tersebut dapat menghasilkan lebih dari Rp 8 miliar," ujar Doffie.
Untuk memasarkan madu, TM dibantu dua orang rekannya yang telah diringkus polisi di Banten.
Campurkan bahan berbahaya
Untuk memproduksi madu palsu itu, TM menggunakan glukosa, fruktosa, dan molase.
"Molase tersebut merupakan salah satu campuran pakan ternak sehingga berbahaya buat dikonsumsi," ujar Doffie.
Tak heran, konsumen madu palsu tersebut menderita muntah-muntah.
Awalnya, TM akan memasak glukosa dan fruktosa agar mudah tercampur.
Untuk menghasilkan warna dan kekentalan seperti layaknya madu, TM akan mencampurkan molase.
Campuran tersebut dikemas ke dalam botol sehingga menyerupai madu asli.
TM mengaku, ia awalnya seorang pedagang mie ayam. Namun, karena permintaan madu yang tinggi di masa pandemi Covid-19, ia memutuskan untuk memproduksi madu palsu.
"Mulai jualan saat pandemi karena madu bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh," ujar Doffie.
Tersangka memproduksi madu palsu setelah mengetahui caranya dari lingkungan sekitar.
TM dan dua rekannya kini terancam hukuman lima tahun penjara.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/11/19025511/mengintip-pabrik-madu-palsu-beromzet-ratusan-juta-rupiah-di-kembangan