Salin Artikel

Kasus Covid-19 Masih Bertambah, Simulasi KBM Tatap Muka di Bekasi Harus Patuhi Protokol Kesehatan

BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Bekasi sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan terkait rencana simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka yang akan digelar pada 20 Desember mendatang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Syukrawati mengatakan, tingkat penyebaran Covid-19 saat ini masih tinggi.

Oleh karena itu, Dezy menekankan pentingnya mematuhi protokol kesehatan jika simulasi KBM tatap muka benar-benar dilaksanakan.

"Intinya memang kasus Covid-19 Kota Bekasi ada penambahan, tapi kalau dilihat dari angka kesembuhan, cukup tinggi juga. Artinya, penanganan di Kota Bekasi cukup baik," kata dia saat dikonfirmasi, Kamis (12/11/2020).

Dezy menjelaskan, pengaturan waktu belajar dan kelengkapan fasilitas protokol kesehatan saat simulasi KBM tatap muka harus diperhatikan oleh Dinas Pendidikan.

Begitu juga dengan kapasitas kelas.

"Seperti yang dilakukan di tempat kegiatan masyarakat, itu kapasitasnya diizinkan hanya 50 persen dari total yang biasa dilakukan, tapi teknisnya nanti mungkin dari Disdik yang mengatur," kata dia.

Dezy berharap simulasi KBM nanti tak menyebabkan penambahan kasus Covid-19 yang berujung klaster baru.

Dinas Kesehatan siap berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan demi kelancaran proses simulasi KBM tersebut.

Untuk diketahui, berdasarkan data di situs web https://corona.bekasikota.go.id/ pada Kamis ini, total kasus Covid-19 di Kota Bekasi sebanyak 7.607 pasien.

Dari total kasus, 467 pasien masih dirawat (kasus aktif), 6.997 pasien dinyatakan sembuh, dan 143 pasien meninggal dunia.

Sempat gelar simulasi KBM tatap muka

Pemkot Bekasi sebelumnya sempat menggelar simulasi KBM tatap muka di enam sekolah, yakni SMPN 2 Kota Bekasi, SMP Victory, SMP Nassa, SDN Pekayonjaya VI, SD Negeri Jaticempaka VI, dan SD Al Azhar VI.

Simulasi tetap digelar meski mendapat kritik berbagai pihak.

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbud Jumeri mengatakan, Pemkot Bekasi melanggar surat keputusan bersama (SKB) empat menteri.

Sebab, dalam SKB empat menteri, syarat pembukaan sekolah adalah sekolah berada di zona hijau.

Sementara saat itu, Kota Bekasi berada di zona oranye.

Simulasi saat itu hanya berjalan tiga hari dari rencana selama sebulan.

Pelaksana Harian Kadis Pendidikan Kota Bekasi saat itu, Uu Saiful Mikdar, mengatakan, ada beberapa pertimbangan simulasi KBM tatap muka dihentikan.

Salah satunya, masukan dari Kemendikbud bahwa simulasi KBM tatap muka di sekolah sebenarnya cukup selama tiga hari.

Kemudian, baru-baru ini, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi ingin kegiatan belajar mengajar di sekolah dilakukan kembali.

Alasan dia, tren penyebaran Covid-19 di Kota Bekasi mulai turun.

"Kalau menurut saya, sekolah juga sudah bisa dilakukan. Daripada kondisi daring bikin anak-anak malas dan tidak bergerak," kata dia saat dikonfirmasi, Senin (9/11/2020).

Dinas Pendidikan Kota Bekasi saat ini sedang menyusun rencana simulasi KBM tatap muka tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/12/15325981/kasus-covid-19-masih-bertambah-simulasi-kbm-tatap-muka-di-bekasi-harus

Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke