Salin Artikel

5 Aktivitas Rizieq Shihab dan Kekhawatiran akibat Munculnya Kerumunan...

Rizieq Shihab tiba di Indonesia pada Selasa (10/11/2020), setelah selama lebih dari tiga tahun berada di Arab Saudi.

Ia pergi ke Arab Saudi pada 2017. Saat itu, polisi sedang menyelidiki kasusnya atas tuduhan pesan pornografi. Namun belakangan polisi telah menerbitkan penghentian penyidikan perkara (SP3) atas kasus itu.

Meski kasus hukumnya sudah selesai, namun kehadiran Rizieq di Indonesia tetap mendapat sorotan. Terutama, terkait kerumunan yang ditimbulkan karena dapat memicu lonjakan kasus Covid-19.

Catatan Kompas.com, setidaknya ada lima acara yang menimbulkan kerumunan dalam lima hari setelah Rizieq tiba di Indonesia. Berikut rangkumannya:

1. Bandara Soekarno-Hatta

Kerumunan terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten karena simpatisan yang berdatangan untuk menjemput Rizieq Shihab, Selasa (10/11/2020) pagi.

Dari pantauan Kompas.com, sekitar pukul 09.50 WIB, Rizieq keluar dari Terminal 3 dan menyapa massa simpatisan yang menyambut kepulangannya.

Massa yang melihat pemimpin FPI itu sontak berdiri dan meneriakkan takbir.

Aksi saling dorong untuk mendekati lokasi Rizieq pun tak terhindarkan. Para simpatisan berdesak-desakan dan tidak bisa menjaga jarak fisik satu sama lain.

Petugas pengawal rombongan Rizieq Shihab pun kewalahan untuk mencegah kerumunan massa yang mendekat.

2. Petamburan

Selain di Bandara, massa hari itu juga menyambut Rizieq di sekitar kediamannya. Pantauan Kompas.com, massa pendukung Rizieq berkumpul di sepanjang jalan KS Tubun, yang menjadi jalan raya akses ke rumah Rizieq di Jalan Petamburan III.

Akibatnya, Jalan KS Tubun pun sempat ditutup di kedua arah.

Begitu iring-iringan kendaraan Rizieq tiba di jalan itu, massa pun antusias. Mereka saling dorong dan berdesakan untuk mendekat ke mobil yang membawa Rizieq. Sebagian dari mereka juga tidak mengenakan masker.

Rizieq sempat berorasi dari sunroof mobilnya. Dia berdoa agar Indonesia bisa segera terbebas dari pandemi Covid-19.

"Semoga Allah SWT mengangkat wabah corona dari Indonesia. Amin amin amin," ujar Rizieq.

3. Tebet

Selang tiga hari setelah kepulangan Rizieq, simpatisan dan massa FPI kembali menggelar kegiatan yang mengundang kerumunan.

Mereka menggelar perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (13/11/2020) pagi.

Dilansir dari akun YouTube Front TV, Rizieq Shihab dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria tampak hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam video tersebut terlihat kerumunan massa yang hadir.

4. Puncak Bogor

Setelah selesai acara di Tebet, pada Jumat siang, Rizieq Shihab bertolak ke kawasan puncak, Bogor, Jawa Barat. Kawasan itu pun dipadati simpatisan dari Front Pembela Islam (FPI).

Akses menuju Puncak Pass pun macet total menjelang kedatangan Imam Besar FPI tersebut.

Pintu masuk Puncak, tepatnya di Simpang Gadog, harus ditutup oleh petugas kepolisian selama lebih dari satu jam.

Pantauan Kompas.com, setidaknya ada ribuan orang berpakaian putih terlihat berkumpul hingga menutupi dua jalan hanya untuk menanti kedatangan Rizieq Shihab.

5. Petamburan Jilid II

Rizieq Shihab kembali menggelar acara yang mengundang kerumunan di Petamburan pada Sabtu (14/11/2020)

Ia menikahkan putrinya, Sharif Najwa Shihab sekaligus menggelar peringatan Maulid Nabi SAW.

Jalan KS Tubun kembali ditutup. Para jemaah duduk berdesakan di sekitar panggung yang telah disiapkan.

Kerumunan ini membuat massa yang hadir sulit menerapkan jaga jarak 1 meter. Para tamu terlihat duduk saling berimpitan satu sama lain.

Hampir semua jemaah terpantau memakai masker. Panitia juga turut membagikan masker bagi tamu yang tak membawa masker. Masker itu berasal dari bantuan Satgas Penanganan Covid-19.

Penjelasan FPI

Ketua Bantuan Hukum Front Pembela Islam (FPI) Sugito Atmo Prawiro memastikan sudah memberikan pemberitahuan kepada pihak keamanan terkait acara yang dilakukan.

Selain itu, koordinasi juga sudah dilakukan agar protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 dapat dilakukan.

Imbauan ini juga sudah disampaikan Juru Bicara FPI Munarman sejak awal kehadiran Rizieq Shihab di Indonesia.

Massa diingatkan untuk tetap tertib selama berada di kawasan Bandara dan mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Kepada masyarakat yang menjemput kami imbau untuk tertib," ujar Juru Bicara FPI Munarman ketika dikonfirmasi, Senin (9/11/2020) malam.

Kekhawatiran epidemiolog

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai, sangat mungkin muncul klaster penularan baru Covid-19 dari kerumunan yang muncul pasca-kepulangan Rizieq Shihab.

Menurut Dicky, kerumunan dalam bentuk apa pun sangat berpotensi menimbulkan klaster baru.

"Tentu ini sangat amat mungkin terjadi kasus," kata dia.

Dia menjelaskan, saat ini wilayah di Indonesia belum aman karena kasus Covid-19 belum terkendali. Hal itu dibuktikan dengan positivity rate yang masih tinggi.

Selain itu massa yang datang juga tidak diketahui dari mana saja sehingga potensi penularan sangat besar dan pelacakan menjadi sulit.

Walaupun setelah terjadi keramaian nanti tidak terlihat klaster penularan Covid-19, namun hal itu bukan berarti aman.

"Klasternya kok tidak terlihat di kasus ini, masalahnya karena rendahnya testing. Ini bukan berarti aman," ujarnya.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono juga menyayangkan kerumunan yang ditimbulkan dari kepulangan Rizieq Shihab.

Selain bisa meningkatkan jumlah kasus Covid-19, ia menilai pembiaran terhadap kerumunan itu akan menjadi preseden buruk.

Pandu menegaskan bahwa aturan terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi harusnya bisa berlaku bagi semua lapisan masyarakat. Jangan ada yang dikecualikan dari aturan tersebut.

"Ini jadi preseden yang kurang baik kalau ada pelanggaran yang dibiarkan," kata Pandu.

Hanya imbauan

Meski terjadi sejumlah kerumunan, namun pemerintah di tingkat pusat dan daerah hanya menyampaikan imbauan.

Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis menyatakan, kerumunan massa tanpa mengindahkan protokol kesehatan telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Terjadinya beberapa kerumunan massa tanpa protokol kesehatan menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat, seperti yang disampaikan warga maupun beberapa organisasi masyarakat melalui berbagai media," kata Idham dalam konferesi pers, Sabtu (14/11/2020) kemarin.

Idham pun mengimbau semua pihak untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, termasuk menghindari kerumunan massa.

Ia mengingatkan, pandemi Covid-19 masih terjadi dan telah menyebabkan 457.735 orang di Indonesia terinfeksi Covid-19 dan 15.037 di antaranya meninggal dunia.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga hanya mengimbau masyarakat agar tak menyepelekan penularan Covid-19.

Ia mengingatkan, pengabaian terhadap protokol kesehatan seperti tak menjaga jarak ditambah dengan tak mengenakan masker akan meningkatkan risiko penularan Covid-19.

Hal tersebut tak hanya berdampak pada diri sendiri. Namun juga kepada keluarga di rumah yang bisa jadi lebih rentan tertular Covid-19, lantaran mengidap penyakit komorbid.

"Kelalaian ataupun ketidakpedulian terhadap kondisi ini serta terhadap protokol kesehatan dapat membahayakan nyawa manusia. Tidak hanya diri kita namun keluarga di rumah dan juga orang yang berada di sekitar kita," kata Wiku.

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan, pemerintah hanya bisa mengedepankan edukasi terkait dengan penanganan kerumunan.

Arifin mengatakan, memang tidak ada pelarangan kegiatan keagamaan selama PSBB transisi selama menerapkan protokol kesehatan.

"Kami mengedepankan edukasi kepada semua untuk terus menjalankan apa yang namanya 3M, jadi edukasi berlaku untuk semua," kata Arifin saat dihubungi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/15/06570391/5-aktivitas-rizieq-shihab-dan-kekhawatiran-akibat-munculnya-kerumunan

Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke