Salin Artikel

Membangun Septic Tank, Imbauan yang Belum Direalisasikan Warga Ciracas

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan septic tank menjadi masalah tersendiri di Ciracas, Jakarta Timur.

Hingga saat ini, terdapat lebih kurang 900 keluarga yang belum memiliki septic tank.

Jumlah tersebut terdiri dari warga mampu dan tidak mampu.

Padahal, mengacu Pergub DKI Nomor 221 tahun 2009 tentang Ketertiban Umum, rumah yang belum memiliki septic tank dikenai sanksi.

"Kalau membuang kotoran ke saluran kena aturan Pergub. Ada sanksinya. Kalau tidak bikin bisa kenal pasal pidana," ucap Camat Ciracas Mamad saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/11/2020).

Imbauan Sebelum Pandemi

Mamad mengatakan, sebelum pandemi, pihak kecamatan sebenarnya sudah mengimbau warga yang belum memiliki septic tank untuk segera membangun septic tank.

"Surat imbauan sebelum pandemi Covid-19, yang belum punya septic tank segera membangun," ujar dia.

Belakangan ini, pihak kecamatan kembali melayangkan teguran kepada warga yang bandel.

"Yang ekonomi menengah ke atas kami dorong untuk bikin sendiri," ucap Mamad.

Keringanan untuk Warga Tak Mampu

Kecamatan Ciracas akan membangun 10 unit septic tank bagi warga yang tidak mampu.

"Kami akan membangun 10 unit septic tank bagi warga yang tidak mampu secara swadaya," kata Mamad.

Pembangunan 10 unit septic tank diharapkan mulai efektif pada awal Desember 2020.

"Yang tidak mampu kan jumlahnya banyak, kami pilih beberapa dulu untuk dibangun septic tank secara swadaya. Jadi bertahap," tutur Mamad.

Sejak awal tahun, sudah ada 27 septic tnak yang dibangun untuk warga yang tidak mampu.

Lokasinya tersebar di lima kelurahan di Kecamatan Ciracas.

Pembangunan septic tank bagi warga yang tidak mampu menggunakan anggaran hasil swadaya masyarakat. Dibantu Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR).

Kali Cipinang Jadi Korban

Selama ini, warga yang tidak memiliki septic tank, membuang kotoran ke kali dan saluran.

"Tujuan membangun septic tank agar warga tidak membangun kotoran ke saluran air, khususnya Kali Cipinang," ujar Mamad.

Data per Januari 2020, sebanyak 8,6 juta rumah tangga di Indonesia masih membuang kotoran sembarangan. Dari jumlah itu, 4,5 juta di antaranya berada di Pulau Jawa.

"Itu data terbaru per Januari 2020 yang kami ambil dari Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dimuat di laman Kementerian Kesehatan," kata General Manager Reckitt Benckiser Hygiene Home Indonesia Karim Kamel.

Kecamatan Ciracas masih berupaya mengurangi angka itu.

"Sampai saat ini kami follow up terus," kata Mamad.

"Yang bisa membangun sendiri terus kami dorong. Secara ekonomi kan keliatan, mampu atau tidak. Kecamatan sudah punya datanya," ujar dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/19/06542091/membangun-septic-tank-imbauan-yang-belum-direalisasikan-warga-ciracas

Terkini Lainnya

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke