JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mengklarifikasi soal karangan bunga yang mengatasnamakan AMAN di Markas Komando Daerah Militer (Kodam) Jayakarta, di Cililitan, Jakarta Timur.
Sekretaris Jenderal AMAN Rukka Simbolinggi mengatakan bahwa karangan tersebut bukan dari AMAN.
"Tradisi karangan bunga bukan tradisi kami masyarakat adat," ucap Rukka kepada Kompas.com, Selasa (24/11/2020).
Rukka menyebut banyak masyarakat adat yang tidak tahu apa itu karangan bunga. Bahkan, mereka ada yang tidak tahu apa itu negara.
Sebab, masyarakat adat terlebih dulu ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk.
"Anggota AMAN ada yang tidak tahu negara ada lho," kata Rukka.
Daripada membuat karangan bunga, sebut Rukka, AMAN lebih baik menganggarkan uang mereka untuk anak-anak sekolah.
Karangan bunga mengatasnamakan AMAN terpampang di depan Markas Kodam Jaya, Senin (23/11/2020).
Di situ tertulis "Lawan dan tindak para penyebar Covid-19 dan Covidiot".
Sebagai informasi, markas Kodam Jaya dipenuhi karangan bunga sejak Sabtu (21/11/2020).
Puluhan karangan bunga dari berbagai elemen masyarakat berjejer menghiasi pagar Kodam Jaya, dari ujung utara hingga selatan.
Mereka mendukung langkah TNI mencabut sejumlah baliho yang dipasang simpatisan pemimpin organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/24/14521321/sekjen-aman-kirim-karangan-bunga-bukan-budaya-kami