Salin Artikel

Saat Lahan Pemakaman Korban Covid-19 di Jakarta Kian Menipis...

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketersediaan lahan pemakaman untuk jenazah korban Covid-19 di DKI Jakarta kian menipis, seiring adanya tren lonjakan kasus penularan virus corona. TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, misalnya, dilaporkan sudah kehabisan lahan khusus korban beragama Islam.

Sejumlah upaya kemudian dilakukan agar jenazah para korban tetap bisa disemayamkan dengan semestinya. Apa saja upaya tersebut? Simak ulasannya di bawah ini.

Kubur tumpang

Penanggung Jawab Pelaksana TPU Pondok Ranggon, Muhaimin, mengonfirmasi perihal habisnya lahan pemakaman khusus jenazah Muslim.

Kendati demikian, masih ada jenazah Covid-19 yang dikebumikan di sana. Kuburan tumpang pun menjadi solusinya.

"Lahan untuk jenazah Covid-19 muslim memang sudah penuh dari tanggal 8 November. Untuk unit non-Muslim masih ada 70 sampai 100-an petak lagi," ujar Muhaimin seperti dikutip Tribun Jakarta.

Sebagai jalan keluar, jenazah pasien Covid-19 dimakamkan di liang lahat anggota keluarganya. Sehingga tidak lagi dimakamkan di blok khusus pasien Covid-19.

Cara ini dikenal dengan sistem tumpang tindih.

Namun, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan tumpang makam jenazah pasien Covid-19, di antaranya adalah mengantongi persetujuan pihak keluarga. Letak makam pun tidak boleh berdekatan dengan pemukiman warga.

"Tentunya juga harus memiliki izin penggunaan tanah makam (IPTM)," ujar Muhaimin, sembari menegaskan bahwa prosedur pemakaman tetap dilakukan sesuai protap yang berlaku.

Berdasarkan data yang dihimpun pada Sabtu (5/12/2020), total 2,778 orang telah meninggal akibat Covid-19 di Jakarta. Sementara kasus terus melonjak setiap harinya.

Data Sabtu menunjukkan adanya penambahan 1,360 kasus di Ibu Kota, menjadi total 141,270 kasus.

Wacana lahan tambahan

Selain menyediakan TPU Pondok Ranggon dan Tegal Alur di Jakarta Barat, Pemprov DKI juga tengah mempersiapkan dua lahan makam tambahan untuk jenazah Covid-19. Mereka berlokasi di Rorotan, Jakarta Utara, dan Pegadungan, Jakarta Barat.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya mengatakan bahwa sekitar 2 hektar lahan tambahan tengah dipersiapkan di Rorotan, tepatnya di atas lahan milik Pemprov DKI Jakarta yang masih berupa sawah.

Pengerukan dilakukan sejak pertengahan September 2020 lalu, dan diharapkan dapat rampung dalam waktu tiga bulan.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko baru-baru ini menyebutkan bahwa persiapan pembukaan lahan baru tersebut sudah hampir rampung.

"Persiapan sudah 70 persen, tinggal bicara pematangan untuk aksesnya saja," ujar Sigit, Jumat (4/12/2020).

Selain dikeruk, lahan tersebut ternyata juga harus ditinggikan karena ada potensi tergenang. Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Selatan pun telah dikerahkan untuk mengirim tanah kerukan dari Setu Babakan dan Mangga Bolong ke wilayah administrasinya untuk kebutuhan peninggian lahan di Rorotan.

Kepala Sudin SDA Jakarta Selatan Mustajab menyebutkan bahwa lahan di Rorotan berada di daerah yang rendah. Sehingga kalau dibuat langsung untuk pemakaman dapat berpotensi tergenang.

Lokasi lain yang juga diproyeksikan untuk lahan pemakaman korban Covid-19 berlokasi di Pegadungan. Pemprov DKI diketahui memiliki 60 hektar lahan di wilayah tersebut.

Namun, belakangan diberitakan bahwa pembangunan makam belum dapat terlaksana karena masih harus menunggu proses pengembalian batas atas aset tanah.

"Aset tanah di Pegadungan yang merupakan hasil ruislag antara pengembang dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 1992 belum siap pakai," tutur Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam pidatonya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (6/11/2020)

Oleh karenanya, Pemprov DKI menganggarkan pengadaan makam sebesar Rp 254 miliar dalam Rancangan Peraturan Daerah Perubahan Anggaan Pendapatan Belanja Daerah (Raperda APBD-P) 2020. Tujuannya adalah untuk membeli lahan baru yang lebih siap guna.

Di lain pihak, Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta mempertanyakan anggaran tersebut karena Pemprov DKI masih memiliki lahan yang bisa dimaksimalkan.

"Kami paham bahwa saat ini Pemprov DKI Jakarta membutuhkan lahan yang cukup luas untuk pemakaman, apalagi menghadapi pandemi Covid-19. Namun, ada baiknya agar kebutuhan ini dipenuhi dengan memanfaatkan aset-aset yang telah kita miliki," tutur Wakil Ketua Komisi E DPRD Jakarta dari Fraksi PSI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo, sebelumnya.

Luas lahan di Rorotan di ketahui sebesar 25 hektar, sedangkan di Pegadungan seluas 60 hektar.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/05/23104891/saat-lahan-pemakaman-korban-covid-19-di-jakarta-kian-menipis

Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke