Salin Artikel

Teladan Toleransi dari Pinggir Kota Jakarta...

Ketiga rumah ibadah itu adalah Masjid Al Jauhar Fisabilillah, Gereja Kristen Pasundan, dan Gereja Katolik Santo Servatius. Ketiganya berada dalam satu kompleks besar, dalam radius tak lebih dari 100 meter.

Area tersebut dikenal sebagai Segitiga Emas yang telah menjadi simbol toleransi di Kampung Sawah, Kelurahan Jatimelati, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, selama puluhan tahun.

Toleransi tidak hanya terefleksi dalam rupa fisik kedekatan jarak antartempat peribadatan, namun juga dalam interaksi sosial antarwarga maupun dengan orang luar.

Wakil Ketua Dewan Paroki Kampung Sawah, Gereja Santo Servatius, Matheus Nalih Ungin, dalam wawancara dengan Kompas.com pada malam Misa Natal 2019 lalu menceritakan bahwa warga Muslim sudah biasa membantu pembangunan gereja dan warga non-muslim membantu pembangunan masjid.

Kalau ditarik ke belakang hingga 20 tahun lalu, kerukunan antarwarga berbeda agama juga terejawantahkan dalam tradisi pindah rumah. Pindah rumah di sini dalam arti sebenarnya, yakni bangunan dipindahkan seutuhnya dengan cara digotong.

Saat itu, rumah-rumah masih terbuat dari kayu, berdinding papan dengan lantai yang ditopang batu di atas tanah.

Jadi saat pindah, beberapa balok kayu dimasukkan di bawah lantai untuk kemudian diangkat secara bersama dan dipindahkan ke tempat yang baru. Kegiatan yang melibatkan banyak orang dari beragam latar belakang sosial.

“Gotong-royong sangat luar biasa antarwarga muslim, Kristen, dan Katolik. Bahkan ada Hindu dan Budha juga,” kata Nalih.

Nalih yang selama 55 tahun telah lahir dan besar di Kampung Sawah menuturkan, warga Kampung Sawah sudah terbiasa hidup berbeda selama berabad-abad.

Walau berbeda, mereka merasa saling memiliki karena berasal dari suku yang sama, yaitu Betawi.

Ia mencontohkan, apabila ada seseorang yang melahirkan, semua warga akan mengucapkan selamat dan turut berbahagia.

Demikian pula jika ada warga yang meninggal atau tertimpa musibah, mereka tidak segan-segan saling membantu tanpa melihat latar belakang agama masing-masing.

Komunikasi dan pertemuan

Dalam arsip berita harian Kompas yang terbit pada Kamis 26 Desember 2019, kunci keberhasilan masyarakat Kampung Sawah untuk hidup toleran dalam keberagaman ada pada pola komunikasi mereka.

Dijelaskan oleh Nalih, secara umum ada tiga cara atau pola komunikasi yang dibangun di tengah-tengah warga.

Tiga pola komunikasi itu adalah pola komunikasi budaya, kehidupan, dan sosial.

Pola komunikasi kehidupan merujuk pada sikap tenggang rasa dan saling memiliki antarsesama.

Contoh paling mudah adalah mengucapkan selamat dan turut berbahagia apabila melihat ada warga yang mendapat rezeki.

Adapun komunikasi budaya adalah kesamaan rasa bahwa mereka berasal dari leluhur dan nenek moyang yang sama, yaitu orang Betawi.

Hal itu pula yang mendasari pada saat misa Natal beberapa jemaat gereja mengenakan pakaian tradisional Betawi lengkap dengan peci dan sarung.

Suguhan makanan yang disajikan pun tidak jauh-jauh dari hidangan khas Betawi.

Warga setempat dan pemuka agama juga kerap menggelar dialog lintas agama yang membahas keragaman budaya dan agama di Kampung Sawah.

Kegiatan itu dijadikan ajang saling mengeluarkan pendapat dan mencari solusi atas permasalahan domestik di sana.

Warga kampung yang berada di pinggiran Kota Jakarta ini sangat percaya pertemuan mampu mengikis rasa saling curiga antarumat beragama di sana.

Oleh sebab itu, mereka kerap kumpul bersama dalam momen-momen hari raya keagamaan dan juga rapat-rapat warga.

“Ada kegiatan namanya 'ngeriung bareng' untuk mengumpulkan perwakilan tokoh lintas agama dan akademisi. Biasanya membahas komitmen bersama agar Kampung Sawah tetap harmonis. Jadi yang dibahas itu masalah dan solusi atas kejadian-kejadian tertentu,” tutur Nalih.

Dari pertemuan itu pula timbul rasa saling percaya di antara pemimpin agama.

Rasa saling percaya bahwa saudara mereka yang berbeda agama akan selalu memberikan yang terbaik dan tidak akan merusak atau menyerang saudaranya yang agamanya berbeda.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/06/08581561/teladan-toleransi-dari-pinggir-kota-jakarta

Terkini Lainnya

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke