Salin Artikel

Pengamat: Di Depok, Sandal Jepit Saja Menang jika Diusung PKS...

DEPOK, KOMPAS.com - Pasangan kandidat nomor urut 2 Pilkada Depok Mohammad Idris-Imam Budi Hartono dinyatakan menang versi sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) KPU dengan selisih hampir 10 persen dari lawannya pasangan nomor urut 1, Pradi Supriatna-Afifah Alia.

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menganggap kemenangan Idris-Imam dapat ditebak jauh-jauh hari.

Padahal, mereka hanya diusung 17 kursi dari PKS, Demokrat, dan PPP, sedangkan Pradi-Afifah bermodal 33 kursi dari Gerindra, PDI-P, Golkar, PAN, PKB, dan PSI.

"Ini sudah terprediksi karena Depok dikenal sebagai basis dan kandangnya PKS. Siapa pun yang diusung PKS relatif mudah memenangkan pertarungan," ujar Adi kepada Kompas.com, Selasa (15/12/2020).

"Ada seloroh sebenarnya kalau di Depok, kalau sudah diusung PKS, sandal jepit pun pasti menang. Seperti di Solo dan Surabaya, kalau sudah diusung oleh PDI-P, sandal jepit berpasangan dengan pohon pun merem saja menang," ungkapnya.

Pernyataan itu dianggap cukup menggambar kesolidan mesin partai PKS yang sudah mendominasi Depok selama 15 tahun.

Menurut Adi, dalam kurun tersebut, PKS aktif membangun kesolidan di level akar rumput sehingga basis tersebut sulit ditembus oleh penantang mana pun.

Seandainya Gerindra dan PDI-P mengusung nama yang lebih menjanjikan ketimbang Pradi dan Afifah pun, dalam taksiran Adi, hasil Pilkada Depok tak akan berubah banyak selama lawannya masih PKS.

"Karena loyal voter (pemilih setia) di daerah seperti Depok ini semacam tembok tebal yang susah ditembus oleh apa pun," ujar Adi.

"Kecuali ada kejadian extraordinary, seperti keselip lidah kayak Ahok, atau kasus korupsi, baru bisa tumbang calonnya (PKS). Tapi kan kekuatannya sudah mengakar, beranak-pinak, dan berjejaring, tidak bisa gampang untuk ditumbangkan," tambahnya.

Di luar itu, sosok Idris sebagai wali kota petahana dianggap masih jadi pembeda. Meskipun Pradi adalah wakil Idris saat ini, dalam arti juga berstatus petahana, namun psikologi pemilih cenderung mengenali orang nomor satu, bukan nomor dua.

Imam Budi yang notabene kader asli PKS dan pernah 2 periode duduk di DPRD Kota Depok pun memperkuat citra Idris yang merupakan kalangan nonpartai.

Sementara itu, nama Afifah selaku kader PDI-P yang pernah gagal nyaleg pada 2019 lalu, dipandang belum cukup tenar di kancah politik Depok sebagai calon wakil Pradi.

"Tapi, sekali lagi, di atas segala-galanya, terlepas dari Idris dan Pradi, yang harus kita akui di daerah-daerah ada yang disebut dengan basis partai tertentu. Depok ini basis PKS. Surabaya dan Solo basisnya PDI-P," tutur Adi.

"Jadi siapa pun yang diusung oleh partai-partai ini di basis masing-masing cenderung akan memenangkan pertarungan, karena loyal voternya kuat, strong voternya solid," tutupnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/15/15010661/pengamat-di-depok-sandal-jepit-saja-menang-jika-diusung-pks

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Fraksi PDI-P DKI Sebut Biaya Pilkada Jangan Jadi Alasan Atur Penujukan Langsung Gubernur Jakarta

Fraksi PDI-P DKI Sebut Biaya Pilkada Jangan Jadi Alasan Atur Penujukan Langsung Gubernur Jakarta

Megapolitan
Sebut Aiman Pantas Protes atas Laporannya, Pengamat: Ini Pasal Karet

Sebut Aiman Pantas Protes atas Laporannya, Pengamat: Ini Pasal Karet

Megapolitan
Minimarket di Sebelah Tokonya Dirampok, Alamsyah: Ini Baru Pertama Kali Terjadi

Minimarket di Sebelah Tokonya Dirampok, Alamsyah: Ini Baru Pertama Kali Terjadi

Megapolitan
Kritik Wacana Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, Fraksi PDI-P: Jangan Kebiri Hak Warga!

Kritik Wacana Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, Fraksi PDI-P: Jangan Kebiri Hak Warga!

Megapolitan
Tolak RUU DKJ soal Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-PKS: Harus Kembali ke Semula

Tolak RUU DKJ soal Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-PKS: Harus Kembali ke Semula

Megapolitan
Belum Dapat Izin PUPR, Perbaikan Saluran Air di Pondok Pinang Baru Rampung Setengah

Belum Dapat Izin PUPR, Perbaikan Saluran Air di Pondok Pinang Baru Rampung Setengah

Megapolitan
Aiman Janggal Dilaporkan atas Ujaran Kebencian SARA, Pengamat: Mungkin Polisi Mengaitkan Persoalan Antargolongan

Aiman Janggal Dilaporkan atas Ujaran Kebencian SARA, Pengamat: Mungkin Polisi Mengaitkan Persoalan Antargolongan

Megapolitan
Minimarket di Bekasi Dirampok, Pelaku Bawa Kabur Uang Rp 60 Juta

Minimarket di Bekasi Dirampok, Pelaku Bawa Kabur Uang Rp 60 Juta

Megapolitan
Anaknya Dibunuh Alung, Ayah Korban Sebut Keluarga Pelaku Tak Tunjukkan Iktikad Baik

Anaknya Dibunuh Alung, Ayah Korban Sebut Keluarga Pelaku Tak Tunjukkan Iktikad Baik

Megapolitan
Bakal Berangkatkan Relawan ke Palestina, Masjid di Tanjung Priok Tak Gandeng Pihak Lain

Bakal Berangkatkan Relawan ke Palestina, Masjid di Tanjung Priok Tak Gandeng Pihak Lain

Megapolitan
Cek Perbaikan Saluran Air di Pondok Pinang, Wali Kota Jaksel: Mudah-mudahan Bisa Atasi Banjir

Cek Perbaikan Saluran Air di Pondok Pinang, Wali Kota Jaksel: Mudah-mudahan Bisa Atasi Banjir

Megapolitan
Dokter Sebut Kasus Pneumonia Anak Melonjak 10 Persen di RSAB Harapan Kita

Dokter Sebut Kasus Pneumonia Anak Melonjak 10 Persen di RSAB Harapan Kita

Megapolitan
Hingga Kini, 500 Orang Daftar Jadi Relawan ke Palestina di Masjid Al-Muqarrabien Tanjung Priok

Hingga Kini, 500 Orang Daftar Jadi Relawan ke Palestina di Masjid Al-Muqarrabien Tanjung Priok

Megapolitan
Buka Pendaftaran Relawan ke Palestina, Masjid di Tanjung Priok Prioritaskan yang Berlatar Belakang Medis

Buka Pendaftaran Relawan ke Palestina, Masjid di Tanjung Priok Prioritaskan yang Berlatar Belakang Medis

Megapolitan
Kritik Aturan Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-Nasdem: Itu Renggut Hak Rakyat

Kritik Aturan Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-Nasdem: Itu Renggut Hak Rakyat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke