Salin Artikel

Sidak Pasar Swalayan di Kembangan, BPOM Temukan Snack Kedaluwarsa Dijual

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menemukan snack kedaluwarsa yang dijual ketika melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) di pasar swalayan kawasan Kembangan Jakarta Barat, Kamis (17/12/2020).

"Kami temukan beberapa produk tidak memenuhi ketentuan. Pertama, ada yang kedaluwarsa dua jenis, yakni snack dan kerupuk singkong balado," ujar Kepala Balai Besar BPOM Jakarta Safriansyah, Kamis.

Namun, Safriansyah menjelaskan bahwa tak ada unsur kesengajaan dalam penjualan produk tersebut.

Menurut dia, makanan ringan kedaluwarsa tersebut tetap dijual karena kelalaian petugas dalam mengecek produk yang dipasarkan.

"Kemungkinan karena banyaknya isi counter yang dipajang jadi mereka tidak detail, tidak teliti dalam melihat produk," ujarnya.

Tak hanya itu, ia juga menemukan enam buah camilan yang kemasannya sudah rusak.

"Ada snack yang rusak kemasannya sebanyak enam item," jelasnya.

Namun, pelanggaran terbanyak adalah pemasangan label produk yang tidak memenuhi ketentuan pelabelan yang berlaku.

Selain itu, BPOM juga menemukan enam buah produk rumah tangga yang tidak berlaku lagi izin edarnya.

Adapun, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terdapat penurunan jumlah produk yang tidak memenuhi standar ketentuan penjualan produk di tahun ini.

"Kami juga lihat ada tren perbaikan yang ditemukan di sejumlah retail dan swalayan yang kami periksa itu hanya kurang lebih 9,5 persen yang tidak penuhi ketentuan dalam penjualan produk pangan," ujarnya.

Sementara, di tahun 2019, persentase penjualan produk pangan yang tak memenuhi ketentuan mencapai 20 persen.

Perbaikan ini, diakui Safriansyah, salah satunya disebabkan oleh pembinaan dan kerja sama yang dijalin dengan Asosiasi Peritel Indonesia (Asperindo).

Kegiatan sidak sendiri rutin dilaksanakan menjelang akhir tahun.

Pasalnya, terjadi peningkatan distribusi dan penjualan produk pangan mendekati perayaan natal dan tahun baru.

"Dalam rangka intensifikasi pengawasan dalam menyambut Natal dan tahun baru," ujar Safriansyah.

Apalagi, di masa pandemi ini, masyarakat harus terlindung dari konsumsi produk pangan yang tak layak.

"Sehingga kami antisipasi jangan sampai ada produk2 bahaya dan merugikan masyarakat," ujarnya.

Selain mengecek produk di dalam pasar swalayan, BPOM juga melakukan sidak kepada penjual makanan yang berada si sekitat pasar swalayan.

"Hasilnya satu tahu siomai yang dijual salah satu tenant mengandung formalin," ujar Safriansyah.

Safriansyah menjelaskan bahwa hanya tahu yang mengandung formalin. Sementara siomai yang dijual pedagang bersangkutan dinyatakan aman untuk dikonsumsi.

Menurut dia, tahu tersebut merupakan produk curah yang dibeli penjual siomai dari pemasok lain.

Safriansyah langsung memanggil penjual dan memintanya untuk membuat pernyataan untuk tak lagi menjual produk tersebut.

"Penjual kami panggil, kami tanyakan di mana membeli, dan diingatkan untuk buat pernyataan tidak jual lagi produk itu," tambahnya.

Pihak BPOM pun segera mengamankan produk tersebut dan berjanji akan menelusuri pemasok produk berformalin tersebut.

"Yang penting sumber pembuatannya, kalau di sini penjual sudah tahu jadi," ujarnya.

Dalam sidak hari ini, pihak BPOM mengambil 30 sampel dari penjual makanan yang ada di sekitar pasar swalayan.

Terhadap sampel tersebut, BPOM melakukan uji cepat untuk mengetahui kemungkinan penggunaan formalin, boraks, maupun pewarna yang berbahaya bagi makanan.

Sejak penghujung November, sidak ini telah dijalankan oleh BPOM ke berbagai pasar swalayan di DKI Jakarta.

Hingga hari ini, sebanyak 63 perusahaan distributor maupun retail yang tersebar di seluruh DKI Jakarta telah dicek oleh BPOM.

Kegiatan pengecekkan ini akan dilaksanakan sampai akhir tahun 2020.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/17/18534971/sidak-pasar-swalayan-di-kembangan-bpom-temukan-snack-kedaluwarsa-dijual

Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke