JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam dua hari terakhir, terjadi antrean calon penumpang yang ingin melakukan rapid test antigen di bandara dan stasiun.
Pasalnya, pada libur Natal dan Tahun Baru kali ini, penumpang kereta api jarak jauh dan pesawat wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif rapid test antigen.
Kebijakan ini merujuk pada Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 23 Tahun 2020 yang berlaku sejak 22 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.
Antrean calon penumpang yang ingin melakukan rapid test antigen di Shelter Kalayang Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta bahkan terjadi sejak Minggu (20/12/2020).
Sementara itu, sejumlah penumpang di Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen harus antre selama tiga jam untuk mengikuti rapid test antigen.
Lantas, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk rapid test antigen di bandara dan stasiun
Rapid Test Antigen di Stasiun Hanya 15 Menit Saat Kondisi Normal
Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi I Jakarta Eva Chairunisa mengatakan, calon penumpang kereta api hanya membutuhkan waktu 15 sampai 20 menit untuk melaksanakan rapid test antigen.
Namun, penumpukan calon penumpang menyebabkan proses rapid test berjalan lebih lama dari kondisi normal.
"Kalau normal misalnya saya datang langsung proses bayar ke kasir, ambil alat tes, saya dites, saya nunggu hasil, itu hanya 15 sampai 20 menitan," kata Eva saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/12/2020).
"Tapi kan kalau semua orang yang ingin rapid tes antigen datang bersamaan, pada akhirnya akan ada antrean. Nah pada saat itu proses normal yang hanya 15 menit akan bertambah karena ada antrean tadi," lanjutnya.
Oleh karena itu, Eva mengimbau para calon penumpang melakukan rapid test antigen di stasiun pada H-1 atau H-2 sebelum keberangkatan.
Hal ini bertujuan untuk menghindari penumpukan antrean calon penumpang di stasiun yang berujung ketinggalan kereta.
Selain itu, para calon penumpang kereta api juga bisa melakukan rapid test antigen di rumah sakit.
"Kami sangat menekankan kepada seluruh calon pengguna (kereta api) yang ingin rapid test di stasiun, untuk tidak melakukan rapid (test) antigen bersamaan dengan hari keberangkatan," ujar Eva.
Untuk diketahui, para calon penumpang kereta api bisa melakukan rapid test antigen di Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen.
Layanan rapid test antigen di Stasiun Gambir dan Pasar Senen mulai dibuka sejak pukul 07.00 hingga 19.00 WIB.
Mekanisme pelayanan rapid test antigen dibagi menjadi empat tahap. Pertama, calon penumpang harus mengambil nomor antrean. Lalu, tunjukkan tiket kereta atau kode booking.
Setelah itu, calon penumpang membayar dan mengambil alat tes. Terakhir, calon penumpang menunggu nomornya dipanggil untuk melaksanakan rapid test antigen.
Adapun, biaya rapid test antigen di semua stasiun termasuk Stasiun Gambir dan Senen adalah Rp 105.000.
Rapid Test Antigen di Bandara Bisa Memakan Waktu 3 Jam
Berbeda dengan kebijakan rapid test antigen di stasiun, PT Angkasa Pura (AP) II hanya melayani layanan rapid test antigen bagi calon penumpang yang memiliki tanggal tiket pesawat di hari yang sama.
Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan calon penumpang yang ingin melakukan tes.
Meskipun begitu, kebijakan tersebut bersifat kondisional.
Artinya, apabila layanan rapid test antigen yang disediakan oleh Bandara Soekarno-Hatta menyebabkan antrean, maka kebijakan tersebut akan diterapkan.
Apabila sebaliknya, layanan rapid test antigen tidak terlalu ramai, maka kebijakan tersebut tidak berlaku.
VP of Corporate Communication PT AP II Yado Yarismano menyampaikan, proses rapid test antigen di Bandara Soekarno-Hatta bisa memakan waktu hingga 3 jam apabila terjadi antrean calon penumpang.
"Untuk perkiraan waktu antara 2 sampai 3 jam karena animo masyarakat yang tinggi," ujar Yado.
Oleh karena itu, PT AP II juga membuka layanan prapesan (pre-order) tes Covid-19 yang dapat diakes melalui travelation.angkasapura2.co.id guna menghindari antrean calon penumpang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/22/17073181/ingin-rapid-test-antigen-di-bandara-dan-stasiun-berapa-lama-prosesnya