JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Organisasi DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Muhammad Ainun Najib mengatakan, tahu dan tempe sempat menghilang di pasaran karena kenaikan harga bahan baku berupa kedelai yang cukup signifikan.
Para produsen tahu dan tempe tidak mampu membeli bahan baku yang mahal.
Menurut IKAPPI, tahu dan tempe sempat langka karena minimnya pengawasan pemerintah.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) disebut tidak mampu mengintervensi importir untuk mengucurkan stok kedelai yang dimiliki dengan harga sama.
Oleh karenanya, IKAPPI mendesak Kemendag untuk menekan importir agar harga jual kedelai tetap sama.
"Dengan demikian, maka stok dua bulan yang akan datang harusnya tidak mempengaruhi harga kenaikan internasional, masih menggunakan harga yang lama," kata Ainun melalui keterangan tertulis, Senin (4/1/2021).
Sebelumnya diberitakan, para produsen tahu dan tempe di DKI Jakarta melaksanakan aksi mogok produksi.
Aksi mogok yang berlangsung selama tiga hari tersebut diserukan oleh Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta menyusul melonjaknya harga bahan baku kedelai, dari Rp 7.200 menjadi Rp 9.200 per kilogram.
"Selama berhenti produksi, pengrajin tempe dan tahu tetap menjaga kedamaian, kekompakan, dan kebersamaan," tulis Sekretaris Puskopti DKI Jakarta Handoko Mulyo dalam surat nomor 01/Puskopti/DKI/XII/2020.
Handoko juga meminta agar para produsen tahu dan tempe agar tidak melakukan tindakan melanggar hukum.
"Apabila para pengrajin tempe-tahu ada yang tidak mengindahkan seruan surat tersebut di atas dan mengakibatkan kerugian pada orang lain dan melanggar hukum, semua menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing," ucap Handoko.
Mogok ini, menurut Handoko, dilakukan oleh sekitar 5.000 usaha kecil menengah (UKM) yang mereka naungi.
"Mulai aktivitas jualan lagi malam Senin tanggal 3 Januari 2021 dan seterusnya normal kembali dengan harga tempe-tahu sudah naik minimal 20 persen, maksimal 30 persen," ucapnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/04/16454821/tahu-tempe-sempat-langka-ikappi-desak-kemendag-tekan-importir-tak-naikkan