Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia, jumlah tersebut merupakan akumulasi dari hasil tes yang dilakukan oleh Dinkes DKI Jakarta sebanyak 2.204 kasus dan hasil tes oleh 2 laboratorium swasta yang baru dilaporkan sebanyak 755 kasus.
"Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 2.959 kasus, lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 755 kasus dari 2 laboratorium swasta dan 1 laboratorium RS BUMN, 7 hari terakhir yang baru dilaporkan," ucap Dwi melalui keterangan tertulis.
Adapun penambahan terbanyak di Jakarta Timur dengan jumlah 625 kasus diikuti dengan Jakarta Selatan sebanyak 548 kasus.
Kemudian Jakarta Barat sebanyak 436 kasus, Jakarta Utara 356 kasus, dan Jakarta Pusat sebanyak 245 kasus.
Terakhir, Kepulauan Seribu mencatatkan penambahan sebanyak 9 kasus.
Dinkes DKI Jakarta juga mencatat pasien positif yang terdaftar beralamat di luar DKI Jakarta sebanyak 268 kasus.
Sedangkan pasien dengan alamat yang tidak dilaporkan sebanyak 472 kasus.
Dwi menuturkan, dengan tambahan kasus ini, maka total kasus Covid-19 di ibu Kota menjadi 200.658.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 179.562 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 89,5 persen.
Sementara 3.463 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7 persen.
Adapun persentase kasus positif atau positivity rate selama sepekan terakhir di Jakarta sebesar 12,6 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 9,0 persen.
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sendiri menetapkan standar persentase kasus positif, yakni tidak lebih dari 5 persen.
Penyebaran cepat
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya mengatakan, kecepatan penyebaran kasus Covid-19 di DKI Jakarta lebih cepat dibandingkan pembuatan masker untuk melindungi diri dari virus Covid-19.
Itulah sebabnya, kata Ariza, kasus Covid-19 di Jakarta bisa dikatakan saat ini jauh lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan penambahan fasilitas kesehatan di DKI Jakarta.
"Kita samakan logika, kecepatan virus lebih cepat daripada kita membuat masker, apalagi membuat (merekrut) tenaga kesehatan, apalagi membuat ruang ICU, apalagi membangun rumah sakit," ujar Ariza saat ditemui di Balaikota DKI Jakarta, Jumat.
Ariza mengatakan, jika Pemprov DKI Jakarta tidak dibantu oleh kepatuhan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan, akan sangat mungkin fasilitas kesehatan akan kolaps.
Dia meminta masyarakat bisa bekerja sama untuk menekan laju penyebaran Covid-19 di Jakarta agar paling tidak laju penularan bisa sama dengan laju penambahan faskes di DKI Jakarta.
"Ayo masyarakat sama-sama kita bekerja jangan sampai sering saya sampaikan anak istri, orangtua atau kita sendiri mohon maaf ya kan terpapar atau meninggal, baru kita tersadar bahwa pentingnya melaksanakan protokol kesehatan," tutur Ariza.
Dia mengatakan, saat ini sudah banyak warga Jakarta yang terpapar Covid-19. Masyarakat diminta untuk mengambil pelajaran dari kasus yang sudah ada, sehingga penyebaran Covid-19 bisa ditekan.
"Sudah banyak teman bahkan anggota keluarga saudara kita yang terpapar bahkan meninggal. Ayo tidak ada pilihan lain, laksanakan protokol kesehatan," kata Ariza.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/08/18541581/jakarta-tambah-2959-kasus-covid-19-terbanyak-di-jaktim