JAKARTA, KOMPAS.com - Pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu pekan lalu sudah berlangsung tujuh hari hingga Jumat (15/1/2021) kemarin.
Kompas.com merangkum fakta-fakta terbarunya sebagai berikut.
310 penyelam diterjunkan
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa cuaca cerah pada Jumat kemarin.
Oleh sebab itu, Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan, pihaknya mengerahkan 310 penyelam dalam operasi pencarian para korban maupun badan pesawat.
"Kondisi cuaca sesuai data BMKG hari ini sampe sore berawan, cerah berawan, prediksi malam hari hujan," kata Rasman di JICT II, Tanjung Priok, Jumat.
"Harapan kami cuaca bersahabat dan menguntungkan sehingga tim yang melakukan penyelaman tidak mengalami kesulitan dari cuaca. Untuk penyelaman hari ini kurang lebih 310 orang, kemarin 260 orang," tambah dia.
Selain itu, operasi pencarian ini menggunakan 62 kapal, 21 kendaraan laut kecil seperti jetski dan sea rider, 13 pesawat udara, serta 37 ambulans. Total personel yang terlibat 4.132 orang.
Wilayah pencarian juga diperluas hingga ke arah pantai, tidak hanya di Pulau Laki dan Pulau Lancang, tetapi juga hingga ke Pulau Untung Jawa dan Pulau Rambut.
Operasi SAR diperpanjang tiga hari
Berdasarkan ketentuan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama tujuh hari.
Meskipun demikian, ada beberapa hal yang memungkinkan operasi pencarian dilanjutkan.
Oleh karena itu, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito mengatakan, operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air 182 diperpanjang selama tiga hari hingga Senin (18/1/2021).
"Dilihat dari kemungkinan dan situasi yang ada, pencarian korban Sriwijaya saya perpanjang tiga hari sampai dengan Senin," kata Bagus.
Operasi pencarian diperpanjang lantaran tim SAR masih mencari bagian tubuh korban dan material pesawat yang masih tersisa.
Setelah tiga hari, Basarnas akan kembali menentukan kelanjutan pencarian dari hasil evakuasi.
Tim SAR masih mencari memori CVR
Bagian kotak hitam yang menyimpan isi percakapan pilot dan kopilot, yakni cockpit voice recorder (CVR), hingga saat ini belum ditemukan.
Panglima Koarmada I TNI AL Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid menjelaskan, baru bagian luar serta beacon dari CVR yang sudah ditemukan.
Tim SAR masih berusaha mencari memori tersebut.
"Jadi saya ulangi, body sudah kami temukan, beacon sudah kami temukan, tinggal kami mencari memori," kata Rasyid di atas Kapal KRI Rigel-933, kemarin.
"Tinggal kami cari memorinya, semua datanya ada di situ," sambungnya.
Tim SAR mengalami kendala dalam mencari memori CVR karena jarak pandang di bawah laut terbatas akibat lumpur dan lepasnya beacon.
"Visibility di bawah air terbatas. Dari tadi penyelam itu kayak berbaris di bawah, karena itu tadi, kami harus mencari secara manual. Karena sinyal (beacon) sudah lepas, memang di sini menjadi faktor kesulitan," ujar Rasyid.
Menurut Rasyid, berdasarkan informasi dari KNKT, memori CVR tahan terhadap benturan dan belum pernah ditemukan dalam keadaan tidak utuh.
Sementara itu, flight data recorder (FDR), bagian lain dari kotak hitam, telah ditemukan pada Selasa (12/1/2020) sekitar pukul 16.40 WIB.
Total 272 kantong jenazah dievakuasi
Bagus Puruhito mengatakan, tim SAR telah menerima penambahan 33 kantong berisi bagian tubuh korban, sehingga totalnya menjadi 272 kantong.
"(Penambahan) 33 kantong jenazah, enam kantong bagian kecil dari pesawat, dan potongan besar pada pesawat ada 17," kata Bagus, kemarin.
"Sehingga, total yang kami dapatkan selama tujuh hari ini sebanyak 272 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban," lanjutnya.
Temuan lain, yakni serpihan kecil pesawat sebanyak 46 kantong, dan potongan besar pesawat ada 50 bagian.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/16/07232171/fakta-hari-ke-7-pencarian-sriwijaya-air-272-kantong-jenazah-dievakuasi