Salin Artikel

Kisah Penggali Kubur Jenazah Covid-19, Antara Rasa Khawatir dan Dedikasi Kerja

JAKARTA, KOMPAS.com - Karnadi (52), penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Jumat (15/1/2021) malam terlihat menyender di sebuah tembok.

Di sampingnya, sebuah pacul tegak berdiri. Ia segera beranjak dari tempat duduknya begitu peti jenazah pasien Covid-19 memasuki areal pemakaman.

"Yok, kita gerebek, yok," teriakan itu terdengar di antara suara jangkrik.

Suara besi pacul beradu dengan tanah kemudian terdengar bersahutan. Karnadi dan para penggali kubur di TPU Srengseng Sawah langsung menyerbu ke liang lahat yang telah menganga.

Gesit. Kurang dari 10 menit, peti jenazah pasien Covid-19 sudah terkubur dan nisan kayu telah tertancap.

Penerangan di pojok TPU Srengseng Sawah hanya berbekal lampu sorot dan lampu eskavator yang kekuningan. Mereka bekerja di bawah cahaya kuning yang berpendar.

Rutinitas menguburkan pasien jenazah Covid-19 telah dimulai sejak pukul 07.30 WIB. Terkadang para penggali kubur baru selesai pada pukul 22.00 WIB.

Keseharian Karnadi belakangan selalu menunggu jenazah pasien Covid-19. Saat jenazah pasien Covid-19 belum datang, ia bersama para penggali kubur dari TPU lain di Jakarta Selatan menghabiskan waktu dengan duduk atau berbagi cerita sambil merokok.

Yang lainnya, ada yang menelepon keluarga dan teman. Ada juga yang rebahan di sekitar area pemakaman Covid-19.

Pemakaman Covid-19 di TPU Srengseng Sawah telah dimulai sejak Selasa (12/1/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan menjadikan TPU Srengseng Sawah untuk pemakaman jenazah pasien Covid-19 lantaran TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur telah penuh.

Ketakutan itu ada di pikiran Karnadi. Bagi ayah beranak dua itu, Covid-19 adalah penyakit yang mematikan. Namun, pekerjaannya sebagai penggali kubur tetap ia lakoni dengan penuh dedikasi.

"Engga bosan sih makamin jenazah pasien Covid-19. Kalau bukan kami, siapa lagi yang peduli buat makamin jenazah pasein Covid-19. Kami istilahnya kerja betul-betul membantu penanganan Covid-19 ini di DKI," kata Karnadi saat berbincang dengan Kompas.com.

Karnadi berusaha mengeliminasi ketakutannya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Ia memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan baik dalam tugas maupun setelah bertugas.

Dalam bertugas, Karnadi selalu ingat pesan keluarganya. Keluarganya meminta untuk selalu hati-hati dan menjaga kesehatan.

"Ya kalau pulang, bersih-bersih dulu. Mandi di dekat kantor TPU. Buat kesehatan, paling saya suka minum jamu. Jamu pegel-pegel," ujar Karnadi sambil tertawa ketika berbagi tips menjaga kesehatan.

Begitu juga dengan Sarman (54), penggali kubur tertua di TPU Srengseng Sawah. Rasa takut juga ia rasakan saat memakamkan jenazah pasien Covid-19. Namun, pekerjaan penggali kubur adalah tentang profesionalitas.

"Kerjaan saya ya gali aja, sudah siap makamnya, lalu uruk," ujar Sarman saat berbincang dengan Kompas.com.

Sebelum pandemi Covid-19, Sarman bekerja mulai dari pukul 07.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Ia akan lembur hingga maghrib jika ada galian kubur.

"Ya kalau disuruh milih, ya saya pengennya nguburin jenazah biasa aja. Bukan jenazah pasien Covid-19," tambah Sarman.

Hingga saat ini, kasus aktif atau jumlah pasien Covid-19 yang sedang ditangani di Jakarta berjumlah 22.089 pasien.

Pada Sabtu (16/1/2021)  kasus positif Covid-19 di Jakarta bertambah 3.536 dari 14.218 orang yang dites Swab PCR.

Penambahan kasus Covid-19 pada Sabtu (16/1/2021) merupakan rekor tertinggi di Jakarta sepanjang pandemi Covid-19.

Di sisi lain, jumlah tes tersebut setara 31 persen dari total 45.358 tes yang dilakukan di seluruh Indonesia hari ini

Sejak bulan Maret tahun lalu, sudah ada 3.745 pasien Covid-19 di Jakarta yang meninggal dunia.

Para penggali kubur sejatinya adalah pahlawan garda belakang di masa pandemi Covid-19. Tugas kita sebagai masyarakat adalah membantu memutus mata rantai penularan Covid-19.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/17/19481371/kisah-penggali-kubur-jenazah-covid-19-antara-rasa-khawatir-dan-dedikasi

Terkini Lainnya

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, Untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, Untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke