Dari pantauan Kompas.com di lokasi pada Rabu (20/1/2021) pukul 11.59 WIB, tak ada orang di los pedagang yang berada di lantai dasar pasar itu.
Yang terlihat hanya lampu yang tetap menyala dan beberapa peralatan datang yang ditinggalkan para pedagang daging.
Meja-meja yang biasanya dipenuhi daging kini kosong. Hanya ada serangga yang hinggap di meja-meja itu.
Meski demikian, bau daging masih tercium ketika Kompas.com menyusuri los-los tersebut.
Sementara itu, para pedagang bumbu dapur dan rempah-rempah yang ada di sebelah los penjualan daging tetap berjualan.
"Yang pedagang sapi tutup dari hari ini. Katanya pada mogok dagang," kata seorang penjual ikan di sana.
Para pedagang daging sapi di Jadetabek hari ini mogok berjualan. Aksi mogok jualan tersebut dilangsungkan selama tiga hari.
Aksi mogok itu merupakan bentuk protes pedagang kepada pemerintah karena harga sapi yang melonjak.
Dengan tingginya harga daging sapi per kilogram, pedagang kesulitan menjualnya kepada masyarakat.
"Menghasilkan kesepakatan bahwa kami mogok berjualan daging, baik di pasar mau pun di rumah pemotongan hewan (RPH). Tujuannya, menuntut pemerintah segera mengantisipasi, memberi solusi konkret untuk para pedagang dan pihak RPH," kata Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta TB Mufti Bangkit Sanjaya saat dihubungi, Selasa (19/1/2021).
Mufti mengatakan, lonjakan harga daging sudah dirasakan sejak empat bulan terakhir.
Kenaikan harga itu diprediksi akan terus terjadi hingga April 2021.
"Diprediksi akan naik terus sampai dengan bulan Maret atau April dengan harga tertinggi Rp 105.000 per kilogram per karkas. Sekarang itu harga per karkas masih Rp 94.000," kata dia.
Dengan aksi mogok ini, Mufti berharap pemerintah bisa mengendalikan harga daging agar pedagang tak terbebani.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/20/13350161/pedagang-daging-sapi-mogok-massal-los-di-pasar-kranji-bekasi-kosong