Salin Artikel

Mal Grand Indonesia Gunakan Sketsa Tanpa Izin, Ini Sejarah di Balik Tugu Selamat Datang

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat memutuskan Mal Grand Indonesia telah melanggar hak cipta karena menggunakan sketsa Tugu Selamat Datang sebagai logo mal tanpa izin.

PN Jakarta Pusat pun menghukum mal yang didirikan di dekat Bundaran Hotel Indonesia pada 2007 itu dengan membayar ganti rugi sebesar Rp 1 miliar kepada ahli waris Henk Ngantung selaku pemegang hak cipta Tugu Selamat Datang.

Perkara ini berawal dari gugatan yang dilayangkan kepada Grand Indonesia oleh ahli waris Henk Ngantung, yaitu Sena Maya Ngantung, Geniati Heneve Ngantoeng, Kamang Solana, dan Christie Pricilla Ngantung.

Gugatan itu dilayangkan pada 30 Juni 2020 dan terdaftar dengan nomor perkara 35/Pdt.Sus-HKI/ Hak Cipta/2020/PN Jkt.Pst.

"Menyatakan bahwa tergugat (Grand Indonesia) telah melanggar hak ekonomi penggugat atas ciptaan sketsa/gambar 'Tugu Selamat Datang' dengan mendaftarkan dan/atau menggunakan logo Grand Indonesia yang menyerupai bentuk sketsa 'Tugu Selamat Datang'," demikian bunyi amar putusan yang dikutip dari situs web resmi PN Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2021).

Berikut rangkuman sejarah di balik Tugu Selamat Datang.

Semarak Asian Games IV

Tugu Selamat Datang yang hingga sekarang masih berdiri tegak di Bundaran HI, Jakarta Pusat, digagas oleh Presiden Soekarno.

Kala itu, Soekarno ingin menyemarakkan Asian Games IV di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, yang bakal diselanggarakan pada 1962.

Patung Selamat Datang yang digagas oleh Presiden Soekarno merupakan satu paket dengan Bundaran HI, Hotel Indonesia, dan Kompleks Olah Raga Ikada (Ikatan Atlet Djakarta) yang kini bernama Gelora Bung Karno, Senayan.

Kala itu, Stadion Utama Senayan menjadi stadion terbesar di Asia Tenggara yang mampu menampung 120.000 penonton.

Dilansir dari situs Jakarta Tourism, Soekarno menggagas pembangunan Tugu Selamat Datang dengan tujuan untuk menyambut tamu dan para atlet yang tiba di Jakarta guna berpartisipasi pada kegiatan tersebut.

Rancangan desain awal Tugu Selamat Datang kemudian diserahkan kepada Henk Ngantung yang adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta kala itu.

Sebelum menjabat sebagai orang nomor dua di DKI Jakarta, Henk Ngantung telah diketahui sebagai seniman andal.

Sementara itu, pelaksana pembuatan Tugu Selamat Datang adalah tim pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi Sunarso di Karangwuni.

Pembuatan

Seperti desain yang dibuat Henk Ngantung, Tugu Selamat Datang terdiri sepasang pria dan wanita yang sedang melambaikan tangan dan membawa buket bunga.

Patung tersebut menghadap ke utara ke arah Bandara Kemayoran, lokasi bandar udara di Jakarta saat itu.

Idenya, Tugu Selamat Datang ingin menyambut setiap orang yang datang ke Jakarta dari belahan bumi manapun.

Menurut buku terbitan Dinas Museum dan Sejarah Pemerintah DKI Jakarta, 1993, berjudul, Monumen dan Patung di Jakarta menyebutkan, berat patung sekitar lima setengah ton, tinggi patung dari kepala sampai kaki lima meter, sedangkan tinggi seluruhnya sampai ujung tangan tujuh meter. Tinggi kaki atau dudukan 10 meter.

Patung tersebut berbahan perunggu, sehingga pembuatannya dilakukan dengan cara dicor.

Tugu Selamat Datang dibuat oleh Tim Pematung Keluarga Arca di bawah pimpinan Edhi Sunarso yang beranggota Trisno, Askabul, Sarpomo, Mohammad Mudjiman, Suardhi, dan Suwandi. Trubus dan Edhi Sunarso menjadi penanggung jawab.

Dilansir dari Harian Kompas edisi 5 Januari 2015, pembuatan patung ini berlangsung dua kali. Pertama dibuat dengan tinggi tubuh patung tujuh meter.

Kemudian, saat Bung Karno meninjau pembuatan patung ini di sanggar Edhi Sunarso di Karangwuni, ia minta agar patung diperkecil. Tinggi tubuh patung menjadi hanya lima meter.

Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun. Tugu Selamat Datang kemudian diresmikan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1962.

Dikutip dari situs Panduan Wisata, Bundaran HI direstorasi oleh PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama dengan penambahan air mancur, desain kolam baru, dan pencahayaan pada 2002.

Sehingga, Tugu Selamat Datang kini tampak lebih semarak dan indah sebagai salah satu landmark yang terletak di lokasi paling strategis dan pusat dari kegiatan metropolitan di DKI Jakarta.

Tugu Selamat Datang dapat dimaknai sebagai sapaan penuh semangat, kegembiraan, dan harapan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/20/19225561/mal-grand-indonesia-gunakan-sketsa-tanpa-izin-ini-sejarah-di-balik-tugu

Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke