Langkah ini dipersiapkan sebagai antisipasi terhadap situasi pandemi yang semakin darurat.
Menurut data satgas, 84 persen tempat tidur isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit telah terisi, dan hanya tersisa 8 persen ruangan ICU di Depok.
Situasi ini juga dijumpai di banyak wilayah di Indonesia, khususnya Jabodetabek, sehingga antarwilayah saling merujuk dan menerima rujukan pasien jika rumah sakitnya sedang penuh.
"Kami coba berkoordinasi dengan instansi vertikal, terutama untuk mengembangkan rumah sakit darurat," ujar juru bicara satgas Dadang Wihana kepada wartawan, Kamis (21/1/2021).
Rumah sakit darurat ini menurut rencana akan diperuntukan untuk pasien Covid-19 bergejala ringan.
Dadang belum mau membeberkan, lokasi mana saja yang tengah dibidik.
"Misalnya instansi vertikal, pusat, yang memiliki gedung-gedung atau asrama ataupun tempat diklat yang tidak digunakan. Masih menunggu kesediaan dan respons dari yang kami hubungi," katanya.
"Yang sudah diidentifikasi ada 3 titik: satu di Cilodong, satu di Bojongsari, satu di Sawangan. Masih tahap koordinasi dengan pihak-pihak tersebut, kami menjelaskan hambatan-hambatan terutama dalam ketersediaan tempat tidur isolasi itu, kemudian untuk yang gejala ringan," ujar Dadang.
Selain itu, satgas juga diklaim sedang mencanangkan satu rumah sakit yang didedikasikan khusus untuk penanganan Covid-19.
"Kami masih menunggu respons dari mereka dalam 1-2 hari ini," kata Dadang.
"Kami juga sedang mendorong RSUD untuk menambah kembali tempat tidur isolasi dan beberapa rumah sakit tadi sudah diundang untuk menambahkan lagi tempat tidur isolasi," tutupnya.
Hingga data diperbarui kemarin, ada 4.501 pasien Covid-19 di Depok yang saat ini masih harus menjalani isolasi maupun dirawat di rumah sakit. Jumlah ini merupakan yang terbanyak selama hampir 11 bulan pandemi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/21/14030041/pasien-covid-19-terus-membanjir-depok-wacanakan-bentuk-rs-darurat-dan-rs