Salin Artikel

Sampah di Kampung Caman Bekasi, Menumpuk Puluhan Tahun hingga Seluas Lapangan Sepak Bola

Pemkot Bekasi berusaha memindahkan sampah-sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada di kawasan Bantargebang.

Namun, selama dalam proses penanganannya, Pemkot Bekasi terkendala minimnya fasilitas dan kondisi sampah yang begitu banyak.

Kompas.com merangkum fakta terkait kondisi tumpukan sampah dan kendala dalam menanganinya versi Pemkot Bekasi.

1. Kurang alat berat

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi kekurangan alat berat untuk mengeruk seluruh sampah yang ada di lokasi tersebut.

Sejauh ini, Pemkot hanya mengandalkan mobil kecil untuk mengangkut sampah ke TPA di Bantargebang.

Sebanyak 40-50 petugas sudah dikerahkan untuk bertugas di lokasi.

"Kami kan perlu alat berat yang banyak, walaupun untuk masuk ke sana agak susah, jadi kami kalau mau masuk pakai mobil kecil. Itu juga kendalanya," kata Kadis Lingkungan Hidup Kota Bekasi Yayan Yuliana, Rabu (3/2/2021).

Saat ini, Dinasi Lingkungan Hidup meminjam beberapa unit alat berat dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air untuk mengangkut sampah-sampah tersebut.

2. Seluas lapangan sepak bola

Kondisi sampah yang banyak juga menyulitkan para petugas. Luas lahan sampah itu diperkirakan setara dengan lapangan sepak bola.

"Ya selapangan bola (luas tumpukan sampah) yang di lokasi. Kalau yang di belakangnya lagi banyak karena di situ kan dijadikan tempat kompleks pemulung, bangunan liar," kata Yayan.

Kondisi itu disebabkan warga sudah puluhan tahun membuang sampah di lokasi tersebut.

Maka dari itu, butuh waktu bagi Pemkot Bekasi untuk mengeruk semua sampah itu.

3. Pemulung menjamur

Karena banyak warga yang buang sampah di sana, pelan-pelan pemulung pun berdatangan.

Pemulung semakin menjamur hingga akhirnya mereka menetap di sana.

Yayan mengatakan, ada sekitar 250 rumah pemulung yang berdiri di sekitar lokasi tempat sampah itu. Bangunan tersebut merupakan bangunan liar.

"Makanya di situ adanya bangunan liar aja itu kan hampir 250 lebih bangunan liarnya," kata dia.

4. Pembuang sampah dari luar Bekasi

Menurut Yayan, mayoritas warga yang kerap buang sampah di sana justru bukan berasal dari permukiman sekitar.

Mayoritas warga yang buang sampah berasal dari luar wilayah tersebut, bahkan luar Kota Bekasi.

Dia menyebutkan beberapa kali mendapat laporan bahwa warga Jakarta juga kerap membuang sampah di lokasi tersebut.

"Bahkan dari masyarakat lingkungan yang jauh juga (buang sampah). Saya dapat laporan dari kepala UPTD dari wilayah DKI Jakarta ada yang sempat buang sampah ke situ juga katanya," kata Yayan.

Maka dari itu, kini petugas mulai menindak warga yang kedapatan membuang sampah di lokasi.

Mereka akan dikenai peringatan dan jika diulang lagi akan diberikan sanksi tindak pidana ringan.

Dinas Lingkungan Hidup sempat mendapati tujuh orang warga yang membuang sampah di lahan kawasan Kampung Caman, Bekasi Barat.

Sebagian dari mereka merupakan warga DKI Jakarta.

"Sekitar tujuh orang. Ya yang kena tangkap tangan. Ada warga DKI Jakarta katanya," kata Yayan.

Ketujuh orang itu, lanjut Yayan, dikenakan sanksi teguran hingga penyitaan kartu tanda penduduk (KTP).

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/04/08060401/sampah-di-kampung-caman-bekasi-menumpuk-puluhan-tahun-hingga-seluas

Terkini Lainnya

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke