Salin Artikel

Asimilasi Budaya dan Filosofi Imlek dalam Manisnya Kue Keranjang

JAKARTA, KOMPAS.com – Sajian pada perayaan Imlek di Indonesia terdiri dari berbagai macam hidangan dan masing-masing menu memiliki filosofinya sendiri. Namun, ada satu sajian yang hampir selalu dijumpai di atas meja ketika perayaan Imlek datang, yakni kue keranjang.

“Disebut kue keranjang karena dulunya menggunakan keranjang-keranjang kecil terbuat dari anyaman rotan untuk mencetak kue ini,” tulis pengamat kuliner dan budaya Tionghoa, Aji Bromokusumo, dalam bukunya Peranakan Tionghoa dalam Kuliner Nusantara (2013).

Kue keranjang yang terbuat dari ketan dan gula ini bercita rasa manis. Selain itu, kue ini kerap dikenal dengan istilah lain. Ada yang menyebutnya kue bakul, kue ranjang --singkatan hasil penyesuaian lidah orang-orang Jawa Tengah terhadap “kue keranjang”-- juga ada yang menganggapnya sebagai dodol cina.

Namun, tahukah Anda, sebetulnya kue keranjang yang dikenal di Indonesia berbeda jauh dengan versi aslinya di China.

“Di tempat asalnya, kue keranjang tidak berbentuk seperti yang kita kenal,” kata Aji dalam buku yang sama.

Rasanya pun tidak dominan manis seperti kue keranjang yang saat ini kita kenal, kalau bukan cenderung tawar.

“Penyajiannya juga lebih mirip kwetiau goreng yang dimasak dengan bawang putih, daun bawang, irisan tipis daging babi, dan udang,” jelasnya.

Maka, keberadaan kue keranjang, khususnya pada saat Imlek, adalah satu tradisi khas Indonesia.

“Kue keranjang dengan berbagai nama lainnya: kue bakul, dodol cina, kue ranjang yang kita kenal sekarang, hanya ada di Indonesia, dengan sedikit penyebaran di Singapura dan Malaysia,” kata Aji.

Menurut dia, dari kue keranjang yang banyak dijumpai di perayaan Imlek saat ini mirip sekali dengan dodol betawi, baik dari segi bentuk maupun makna yang terkandung di dalamnya.

“Membuat dodol betawi benar-bernar satu proses yang sangat labor intensive karena mulai dari persiapan sampai mengemas melibatkan banyak orang yang dikerjakan berkelompok secara gotong-royong,” Aji menjelaskan.

Adonan dimasak dalam kuali besar di atas tungku kayu dengan api yang tidak terlalu besar juga tidak kelewat kecil. Adonan harus diaduk selama kisaran 8 jam nonstop --tidak boleh berhenti karena tekstur dapat mengeras dan rasanya tidak merata.

Karena butuh waktu yang lama dan tanpa jeda, pengadukan adonan kue keranjang tentu harus dilakukan dengan bergantian. Tentu, mutlak diperlukan kerja sama supaya tercipta dodol atau kue keranjang yang baik.

“Dodol betawi merupakan produk ikatan sosial yang kuat di tengah masyarakat karena pembuatannya rumit dan sulit. Di dalam sekeping dodol betawi ternyata mengandung makna yang sangat mendalam, terutama makna kebersamaan, sama persis seperti pemaknaan kue keranjang,” Aji menjelaskan.

Bukan hanya itu filosofi yang terkandung dari kue keranjang. Dalam bahasa Mandarin, kue ini disebut nian gao (baca: nien kau) yang artinya kurang-lebih “kue beras/ketan”.

Namun, dengan intonasi yang berbeda, “nian” juga dapat bermakna “tahun”, dan “gao” berarti “tinggi”.

Secara metaforis, hal inilah yang membuat kue keranjang selalu disejajarkan dengan harapan menyongsong Tahun Baru Imlek yang berbunyi "nian nian, gao gao", dengan terjemahan bebas kira-kira berarti “seiring tahun semakin tinggi”.

Seiring perkembangan zaman, kini rasa kue keranjang juga bervariasi. Ada yang menambahkannya dengan perisa durian, nangka, cempedak, hingga cokelat.

“Dari negeri asalnya yang bernama nián g?o yang tawar, kemudian berkembang di Negeri Selatan menjadi rasa manis dengan berbagai variasinya,” tutup Aji.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/05/17422841/asimilasi-budaya-dan-filosofi-imlek-dalam-manisnya-kue-keranjang

Terkini Lainnya

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke