"Tim kami sudah memberikan yang terbaik dan kami melakukan investigasi, pendalaman kasus bersama dengan organisasi profesi," kata Widyastuti kepada wartawan, Rabu (10/2/2021).
Widyastuti mengaku, kasus itu menjadi salah satu perhatian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk pendalaman ini," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Kristy Wathini menyatakan, Helena mendapat vaksin Covid-19 karena ia membawa surat keterangan bekerja di apotek sebagai tenaga penunjang.
Widyastuti kemudian menjelaskan bahwa memang tenaga penunjang apotek dapat menerima vaksin Covid-19.
Namun, akan diselidiki lebih lanjut apakah benar Helena bekerja sebagai tenaga penunjang di apotek itu.
"Tentu perlu pendalaman tentang kebenaran atau keaslian data," imbuhnya.
Sementara, Elly Tjondro, pemilik Apotek Bumi telah menyatakan bahwa Helena Lim merupakan partner usaha apotek miliknya. Elly tidak dijelaskan apa yang dimaksud sebagai patner usaha itu.
"Benar, jadi kami patner usaha," kata Elly ketika ditemui wartawan kemarin.
Sebelumnya diberitakan, Helena Lim menerima vaksin Covid-19 di Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Senin lalu.
Pengalaman vaksinasi tersebut ia rekam dan publikasilan melalui akun instagramnya @helenalim988. Helena merekam kegiatannya sejak mengantre, menunggu giliran disuntik, hingga akhirnya menerima vaksin Covid-19 tersebut.
Postingannya di media sosial itu segera mendapat perhatian warganet. Pasalnya, Helena diduga bukan merupakan tenaga kesehatan yang menjadi prioritas pertama penerima vaksin Covid-19 saat ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/10/18332611/kasus-vaksinasi-covid-19-helena-lim-diinvestigasi-dinkes-dki-bersama