JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan baru-baru ini mengatakan, pihaknya mengusahakan agar kompetisi sepak bola di Indonesia kembali bergulir.
Pernyataan itu Iriawan sampaikan setelah menggelar rapat bersama Kementerian Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora), Polri, dan Satgas Penanganan Covid-19 di Gedung Kemenpora, Jakarta, Rabu (10/2/2021).
"Kami terus berusaha agar liga bisa bergulir lagi. Mudah-mudahan Polri bisa memberikan izinnya," ujar Iriawan.
Belum ada kepastian tersebut berarti kompetisi sepak bola di Indonesia hampir setahun tak berjalan sejak dihentikan pada Maret 2020 karena pandemi Covid-19.
Akibatnya, banyak pesepak bola yang terpaksa mencari pekerjaan lain demi mengais rezeki.
Yoga Eka Fermansyah Hera (32), misalnya. Pemain yang pernah memperkuat dua klub Indonesia dengan nama besar, Arema dan Sriwijaya FC, itu sekarang bekerja sebagai petugas keamanan di sebuah bank di Kota Malang, Jawa Timur.
"Saya sekarang jadi satpam di BRI di Malang. Tapi, jam kerja saya hanya hari Sabtu dan Minggu," kata pemain yang dikenal sebagai Eka Hera itu kepada Kompas.com, Selasa (16/2/2021).
Sementara pada hari Senin hingga Jumat, Eka masih bermain bola bersama tim amatir.
"Terus, dari Senin sampai Jumat, saya masih bisa main bola ikut tim amatir Ikhlas FC. Kadang-kadang, saya bermain bola dengan teman-teman di Blitar kalau ada uji coba," paparnya.
Diakui Eka, ia telah menjadi satpam sejak awal kompetisi sepak bola Indonesia dihentikan.
Dia mengundurkan diri menjadi satpam ketika mendengar isu liga bakal digulirkan lagi pada November 2020. Alhasil, Eka sempat menganggur.
"Pas awal kompetisi diberhentikan, saya sudah pernah menjadi satpam. Terus, karena kabarnya kompetisi mau diputar lagi pas November, saya mengundurkan diri. Ternyata, enggak ada kompetisi. Saya jadi menganggur lagi," urainya.
Eka akhirnya memutuskan kembali menjadi satpam lagi lantaran kompetisi masih belum jelas.
"Akhir Januari (2021) kemarin, ada tawaran jadi satpam lagi. Ya sudah, saya mau lagi karena kompetisinya masih belum jelas juga," ucap Eka.
Alasan mengapa Eka memilih menjadi satpam adalah karena ia pernah menjadi anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
"Soalnya saya pernah jadi anggota Satpol PP di Kota Blitar dari 2014-2018. Saat (gabung) ke Sriwijaya FC (2019), saya jadi dikeluarkan dari kantor," jelasnya.
Tak hanya dirinya, Eka mengungkapkan bahwa sejumlah pesepak bola juga terpaksa menggeluti bidang lain demi mendapatkan penghasilan.
"Ada teman saya yang jualan peralatan olahraga. Ada juga yang usaha kuliner," bebernya.
Diakui Eka, gaji yang ia dapatkan sebagai satpam tidak sebanyak sebagai pemain bola.
"Kalau dari segi penghasilan, masih enak sebagai pesepak bola," katanya.
Status bebas transfer bikin pasrah
Eka mengungkapkan, dirinya saat ini berstatus bebas transfer sejak kontraknya dengan klub Liga 2, Martapura FC, usai pada Desember 2020.
"Sekarang sudah bebas transfer. Kontraknya selesai Desember kemarin," kata Eka.
Eka juga menjelaskan bahwa selama kompetisi vakum, klubnya ketika itu masih memberikan gaji sesuai arahan PSSI.
"Alhamdulillah, masih dibayarkan gaji saya," ujar Eka.
Terkait kariernya ke depan, Eka mengaku pasrah lantaran hingga saat ini belum ada pembicaraan dengan klub baru.
Baginya, jika rezekinya memang di sepak bola, ia bisa kembali ke olahraga si kulit bulat saat kompetisi kembali dilangsungkan.
"Belum ada (pembicaraan) dengan tim lain. Kalau memang rezekinya, pasti ada (klub baru). Kalau ada rezeki di sepak bola lagi, kenapa tidak (kembali menjadi pemain bola)? Semoga kompetisi bisa diputar lagi, itu harapan saya," tutupnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/17/06380091/ketika-pemain-arema-banting-setir-jadi-satpam-bank-demi-mengais-rezeki