Salin Artikel

Ojol di Tangerang Jadi Target Vaksinasi Covid-19, Takut Didenda hingga Berharap Pandemi Berlalu

Akan tetapi, salah seorang sopir ojek online, Efendi Susilo (43) mengatakan bahwa ia menolak untuk divaksin.

Pria yang biasa mengantar pelanggan di Kota Tangerang itu mengaku, ia masih belum meyakini kandungan serta kualitas dari vaksin Sinovac.

"Ya denger kabar gitu kalau masih simpang siur kan vaksinnya," ujar Efendi melalui sambungan telepon, Rabu (17/2/2021) sore.

Alasan lainnya, ia berujar bahwa mayoritas supir ojol yang dia kenal tidak pernah terpapar virus SARS-CoV-2 sejak merebaknya virus tersebut Maret 2020 lalu.

Menurut Efendi, pihak kantor tempat ia bekerja yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat kepada setiap supirnya menjadi alasan mereka tidak pernah terpapar.

"Tiap satu minggu satu kali, kami wajib kumpul. Di tempat itu, kami dicek suhu, motor (disemprot) disenfektan, dan lainnya. Kalau enggak kumpul, kami ngga bisa narik besoknya," urai pria 43 tahun itu.

Ia mengatakan, pemerintah setempat juga seharusnya berkoordinasi dengan perusahaan dia bekerja sebelum melakukan penyuntikkan atau pun pendataan.

"Ya kan saya punya atasan. Harusnya pemerintah koordinasi dulu dong sama kantor saya. Jangan langsung ngedata atau nyuntik," ujar dia.

"Misal, kalau kantor saya kebijakannya begini, pemerintah (kebijakannya) begitu. Nah, beda. Kalau saya disuntik dua kali, bagaimana?" imbuh Efendi.

Meski menolak, Efendi juga khawatir ancaman yang dia terima apabila tak mau divaksin. Lebih baik, dia menerima vaksin daripada harus didenda. 

"Bagaimana mau bayar denda, ekonomi aja susah. Intinya vaksinnya (itu) kualitasnya (harus) jelas," ucap dia.


Sopir ojol lain, Syafiq Syahansah (26) mengatakan bahwa ia siap bila akan divaksin. Sebab menurutnya, menerima vaksin adalah salah satu cara untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

"Saya sih terima-terima aja. Enggak apa-apa. Bagus juga bisa mutus rantai penyebaran, kan," tutur dia ketika ditemui, Rabu sore.

"Apa lagi misal vaksinnya gratis, ya senang-senang aja saya sih," imbuh Syafiq.

Justru, lanjut Syafiq, ia menunggu pihak Pemerintah Kota Tangerang untuk memberikan vaksin secara gratis.

Sebab menurut dia, harga vaksin virus Covid-19 terpaut mahal untuk dia.

"Misal masih lama juga akan saya tunggu-tunggu vaksinnya," ujar dia.

Pemerintah Kota Tangerang menyiapkan sekitar 110.000 vaksin sinovac untuk pelayan publik yang akan disuntik pada tahap kedua vaksinasi.

"Bagi sektor pelayanan publik di Kota Tangerang, Pemkot menyediakan dengan jumlah vaksin tak kurang dari 110.000 dosis," kata Arief, Senin (15/2/2021).

Beberapa golongan yang termasuk tahap kedua vaksinasi adalah TNI, Polri, guru, sopir ojol, supir taksi, aparatur sipil negara (ASN), dan lainnya.

Arief berharap, warga Kota Tangerang dapat mendukung program vaksinasi terhadap pelayan publik tersebut.

Sehingga, sambung dia, pandemi Covid-19 di Indonesia dapat segera berhenti.

"Tidak perlu khawatir. Vaksinasi ini menjadi kewajiban bagi setiap masyarakat, agar pandemi bisa segera dilewati," harapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/17/19154041/ojol-di-tangerang-jadi-target-vaksinasi-covid-19-takut-didenda-hingga

Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke