Salin Artikel

BMKG: Curah Hujan Hari ini Lebih Rendah Dibanding Tahun Baru 2020

"Banyak yang tanya ke saya, dibandingkan 1 Januari 2020 bagaimana? Kondisi intensitas curah hujan hari ini lebih rendah dibanding 1 Januari 2020," kata Guswanto dalam konferensi pers Sabtu.

"Tanggal 18 sempat banjir, tanggal 19 menurun lagi (curah hujan), tanggal 20 naik lagi, tapi ini intensitas lebih rendah dibandingkan 1 Januari 2020," tuturnya.

Adapun, hujan lebat mengguyur Jakarta sejak Kamis (18/2/2021).

"Dua hari terakhir, yaitu tanggal 18-19 Februari 2021, wilayah Jabodetabek diguyur hujan secara merata dengan intensitas lebat hingga sangat lebat," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Sabtu.

"Lebat itu lebih dari 50 mm (per hari), sangat lebat 100-150 mm (per hari). Dan kondisi curah hujannya ekstrem. Jadi plus kondisi ekstrem yaitu curah hujan mencapai lebih dari 150 mm semuanya dalam waktu 24 jam," tuturnya.

Dwikorita memaparkan bahwa peningkatan intensitas hujan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal.

"Pertama, pada tanggal 18 hingga 19 Februari termonitor adanya aktivitas seruakan udara yang cukup signifikan," ucap Dwikorita.

Seruakan udara yang signifikan ini mengakibatkan peningkatan pembentukkan awan hujan di wilayah Indonesia bagan barat.

Faktor kedua adalah adanya aktivitas gangguan atmosfer di zona ekuator yang sering disebut sebagai aktivitas Equatorial Rossby. Gangguan ini mengakibatkan terjadinya perlambatan dan pertemuan angin.

"Ada perlambatan dan pertemuan angin dari arah Utara ini kebetulan terjadinya tepat melewati Jabodetabek," ucap Dwikorita.

"Di situlah terjadi peningkatan intensitas pembentukan awan hujan yang akhirnya terkondensasi, lalu turun sebagai hujan dengan intensitas tinggi," kata dia.

Faktor ketiga, adalah adanya tingkat labilitas dan kebasahan udara di sebagian besar wilayah Jawa bagian Barat. Hal ini mengakibatkan peningkatan potensi pembentukan awan-awan hujan di Jabodetabek.

"Jadi tingkat labilitas dan kebasahan udara yang berpengaruh dalam peningkatan curah hujan," kata Dwikorita.

Faktor terakhir adalah terpantaunya daerah pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang membentuk pola konvergensi di sebagian besar pulau Jawa.

Menurut Dwikorita, hal tersebut berkontribusi juga dalam peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Jawa bagian Barat, termasuk Jabodetabek.

Tak hanya hujan lebat, sejumlah wilayah di DKI Jakarta dilanda banjir sejak Kamis (18/2/2021) lalu.

Guswanto menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor yang menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di DKI Jakarta.

"Kalau dari sisi air, faktor pertama yaitu hujan yang jatuh di sekitar Jabodetabek bermuara ke Jakarta," ucap Guswanto.

Faktor kedua adalah curah hujan yang terjadi di Jakarta itu sendiri. Sementara, faktor ketiga adalah pasang naik air laut di wilayah Jakarta Utara.

"Kalau ketiganya terakumulasi ini menjadi perhatian bagi DKI Jakarta, tentu di samping faktor pendukung lainnya," kata Guswanto.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/20/14395341/bmkg-curah-hujan-hari-ini-lebih-rendah-dibanding-tahun-baru-2020

Terkini Lainnya

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke