Salin Artikel

Kisah Kapolsek Cilandak Gendong Seorang Nenek Korban Banjir...

Sukarni merupakan salah satu warga RT 08 RW 02 di Jalan Mandala Bawah 2, Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan yang terdampak banjir hingga setinggi dua meter pada Sabtu (20/2/2021) dini hari.

Saat itu, Sukarni dievakuasi saat banjir mulai surut hingga 80 centimeter.

Iskandarsyah menggendong Sukarni di belakang sejauh 100 meter untuk menuju titik aman.

“Saya ngga tahu sama sekali. Ngga tahu siapa. Saya ngga tahu pak itu kapolsek. Semalem baru tahu itu Kapolsek Cilandak pas pak lurah dateng ke sini,” ujar Sukarni saat ditemui Kompas.com di posko pengungsian RT 08 RW 02, Minggu (21/2/2021) siang.

Sukarni sepanjang proses evakuasi terus meminta maaf kepada Iskandarsyah. Saat itu, ia tidak tahu orang yang membantunya menjabat Kapolsek Cilandak.

Di rumahnya yang terendam banjir, Sukarni saat itu hanya bersama cucunya. Anaknya masih menyelamatkan motornya dari terjangan banjir.

Tim evakuasi termasuk Kapolsek Cilandak kemudian datang ke rumahnya. Tim menawarkan bantuan kepada Sukarni untuk dievakuasi.

“Awal mulanya bapak Kapolsek meminta untuk selamatkan karena banjirnya takutnya semakin meninggi,” tambah Sukarni.

Sukarni sempat menolak tawaran evakuasi dari Iskandarsyah. Ia beralasan tak bisa berjalan kaki lantaran kakinya sakit.

Sukarni menderita pengeroposan tulang dan asam urat. Kakinya sakit jika digunakan untuk berjalan kaki.

“Saya pengeroposan tulang. Saya hidupnya minum obat, tapi ngga bisa sembuh, cuma kurangin sakit. Setiap hari itu. Saya kalau kena air hujan itu bengkak kakinya. Kalau banyak gerak, itu sakit. Jadi biru. Nyeri karena nahan beban,” ujar Sukarni.

Ia akhirnya menerima tawaran dari Iskandarsyah. Tentu tawaran itu diterimanya dengan tak rasa tak enak.

“Saya jadi ngga enak hati digendong Kapolsek. Mana ganteng lagi. Saya kan nenek-nenek 60 tahun. Ngga enaknya itu, tapi ya saya alhamdulillah. Saya terima kasih ke Pak Kapolsek. Saya minta maaf karena berat,” tambah Sukarni.

Sepanjang jalan, Sukarni melihat Iskandarsyah sangat tenang mengevakuasi dirinya. Sukarni hanya bisa merangkul leher Iskandarsyah.

Ia terus meminta maaf lantaran telah menggendong dirinya yang memiliki berat 80 kilogram.

“Saya minta maaf buat sebesar-besarnya. Tetep sehat terus buat Pak Kapolsek. mungkin karena pengetahuan ngga tau pak Kapolsek, saya minta maaf,” tambah Sukarni.

Paling muda

Iskandarsyah menceritakan, saat itu melihat Sukarni berada di dalam rumah di tengah banjir. Awalnya, ia dan tim evakuasi mengira Sukarni sendirian di rumah.

“Memang kebetulan aja di sana kita lihat ada sisa beberapa orang yang di rumah. Ibu itu kelihatan di jendela. Kita kira sendiri, ngga taunya ada cucunya,” ujar Iskandarsyah saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/2/2021) sore.

Awalnya, Sukarni menolak dievakuasi karena sedang sakit. Cucu Sukarni bilang ke tim evakuasi kalau neneknya tak kuat jalan kaki.

Akhirnya, Iskandarsyah sebagai yang termuda di antara anggota tim menggendong Sukarni.

“Kita tawarin digendong buat ke perahu. Nenek itu mau. Ya karena yang mampu gendong nenek itu saya aja. Kebetulan (saya) paling muda, ya kita bantu sebelum hujan lagi dan masih banyak warga lain yang perlu dibantu di lokasi,” kata Iskandarsyah.

Iskandarsyah mengaku tak merasa berat menggendong Sukarni. Di pikirannya yang terpenting adalah keselamatan para korban.

“Ngga terasa berat soalnya itu awal-awal kita masih banyak orang yang perlu dievakuasi bareng TNI dan relawan. Sebelum hujan nanti malah repot lagi,” tambah Iskandarsyah.

Urusan evakuasi dan gendong menggendong bukan hal pertama bagi Iskandarsyah. Ia telah melakukannya di beberapa kesempatan penanganan bencana.

“Kalau di polsek, baru ngerasain sekali aja banjir kemarin. Sebelumnya, udah beberapa kali,” ujar Iskandarsyah.

Saat itu, Polsek Cilandak dan TNI hanya memfasilitasi kegiatan penanganan bencana. Jalan Mandala Bawah 2, lanjut Iskandarsyah, merupakan daerah binaan polisi.

“Ada tiga titik parah hujan kita bagi wilayah penanganan sama Danramil dan camat. Kebetulan tempat saya yang banyak orang tuanya dan wilayah gang sempit,” kata Iskandarsyah.

Setelah itu, kegiatan evakuasi berlanjut. Tim mengevakuasi nenek-nenek yang sesak nafas.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/22/13284701/kisah-kapolsek-cilandak-gendong-seorang-nenek-korban-banjir

Terkini Lainnya

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke