Banjir diketahui merendam sejumlah titik di Periuk sejak Sabtu (20/2/2021) hingga Kamis (25/2/2021).
Tia (20), salah seorang warga RW 008 Kelurahan Periuk, Kecamatan Periuk, menyatakan bahwa kerugian yang dialami keluarganya mencapai Rp 40 juta.
"Iya kan ada banyak barang elektronik yang basah, jadinya enggak bisa kepake lagi," ungkap Tia ketika ditemui, Jumat (26/2/2021).
"Ada juga tuh dua motor punya keluarga saya yang emang kemarin enggak sempat diangkut. Ya kira-kira ada lah Rp 40 juta (kerugiannya)," imbuh dia.
Tia menyatakan, ia dan keluarganya juga telah membuang beberapa barang yang rusak sejak Kamis sore, setelah banjir di permukiman itu surut sepenuhnya.
Namun, Tia menyebutkan bahwa keluarganya tak akan menjual kedua motor yang rusak itu.
Keluarganya, imbuh dia, hendak memperbaiki motor tersebut pekan depan.
"Perabotan kayak lemari, kasur, sama barang-barang kayak meja, piring, atau baju yang kotor gitu dibuang sih kayaknya. Banyak lumpur kan soalnya," tutur Tia.
Karena banjir menyebabkan kerugian hingga puluhan juta rupiah dan terjadi tiap tahun, Tia berharap pemerintah setempat mampu mengatasi banjir tersebut.
Korban banjir lain, La Muhammad Deni (38), juga mengaku mengalami kerugian yang cukup banyak akibat banjir tersebut.
"Kerugiannya kira-kira belasan (juta rupiah). Enggak sampai Rp 15 juta sih, ya sekitar Rp 12 juta mungkin ya," ungkap Deni ketika ditemui di kediamannya di RW 025, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk.
Deni menyatakan, beberapa perabotan rumahnya hancur akibat direndam banjir dalam kurun waktu yang cukup lama.
Beberapa di antaranya, imbuh dia, yaitu sofa, dipan beserta kasurnya, mesin cuci, televisi, berbagai buku, bahkan surat-surat berharga.
"Ini malah surat-surat, ijazah gitu, punya istri saya ada yang enggak sempat keangkut terus kerendam, rusak jadinya kan," tutur Deni.
Serupa dengan Tia, Deni juga membuang puluhan pakaian miliknya yang sudah tak bisa digunakan lagi lantaran penuh dengan lumpur.
Istri Deni, Kartika (32), menyatakan bahwa ia membuang sekitar 20-30 pakaian. Bahkan, kata Kartika, jumlah pakaian yang ia buang dapat bertambah.
"Masih belum sempat dilihat semua. Orang tiga lemari kerendam banjir. Sementara ada ya kira-kira 20-30 baju saya, suami, sama anak-anak yang dibuangin," kata Kartika.
Kartika berharap, pemerintah setempat dapat memberikan perhatian yang lebih ke permukiman yang ia tinggali saat ini.
"Udah tiap tahun kayak gini, tiap tahun rugi juga banyak. Ya harapannya pemerintah bisa ngasih solusi yang benar gitu," harap dia.
Banjir yang merendam sejumlah wilayah di Periuk sejak Sabtu pekan lalu telah surut pada Kamis kemarin.
"Alhamdulillah sudah surut semuanya," kata Camat Periuk Maryono ketika dikonfirmasi, Jumat.
Maryono berujar, banjir di Periuk surut setelah semua pompa air dioperasikan.
Deni menyatakan bahwa lingkungan rumahnya sempat direndam banjir hingga setinggi 3 meter sejak Sabtu pekan lalu.
Selang beberapa hari, kata Deni, banjir tersebut berangsur surut.
"Di sekitar sini, RW 025, baru banget surut kemarin sekitar jam 15.00 WIB," ungkap Deni.
Deni berujar, banjir di di lingkungan rumahnya itu surut setelah disedot oleh mesin pompa air.
Maria Magdalena (60), seorang warga RW 008 Kelurahan Periuk, menyatakan bahwa banjir hingga setinggi 4 meter sempat menggenangi wilayah permukimannya sejak Sabtu pekan lalu.
"Mulai surut jam 06.00 WIB kemarin. Ya sekarang mulai beberes rumah. Lemari-lemari nih basah, saya jemur. Gitu-gitu aja," kata dia.
Magdalena mengungkapkan, banjir di RW tersebut juga surut karena disedot oleh mesin pompa air.
"Ya kalau di sini surutnya emang disedot. Mau diapain lagi," kata perempuan 60 tahun itu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/27/06450071/tv-hingga-motor-rusak-akibat-terendam-banjir-hampir-sepekan-warga-periuk-