Salin Artikel

Pro Kontra Orangtua Siswa di Jakarta soal Rencana Sekolah Tatap Muka Juli 2021

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana sekolah tatap muka yang akan dimulai Juli 2021 masih memunculkan pro kontra bagi kalangan orangtua siswa.

Sebagaimana diketahui, Mendikbud Nadiem Makarim merencanakan sekolah tatap muka dimulai kembali setelah proses vaksinasi Covid-19 bagi para tenaga kependidikan selesai.

"Kami ingin memastikan kalau guru dan tenaga kependidikan sudah selesai vaksinasi di akhir Juni. Sehingga di Juli, Insya Allah sudah melakukan proses belajar tatap muka di sekolah," ungkap Nadiem di Jakarta, Rabu (24/2/2021).

Meski sudah belajar tatap muka, Nadiem menyebut, siswa dan guru tetap mematuhi protokol kesehatan di sekolah.

Sebagian orangtua siswa antusias menyambut rencana ini, salah satunya adalah Dwi Lestari.

Dwi, warga Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, memiliki tiga anak yang masih bersekolah.

"Anak saya tiga masih bersekolah semua, di sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). Mereka semua sangat antusias untuk sekolah lagi," kata Dwi saat dihubungi, Senin (1/3/2021).

Dwi menyebut, anak-anaknya sudah jenuh sekolah lewat daring.

"Karena daring sangat membuat jenuh kurang pemahaman. Tidak semua guru mengadakan pertemuan daring," tutur dia.

Dwi mengatakan, rencana sekolah tatap muka bisa dimulai kembali asalkan protokol kesehatan tetap dijaga.

Sementara itu, Erlinda Wati masih khawatir jika sekolah tatap muka digelar Juli tahun ini.

"Melihat kasus Covid-19 belum menurun kok agak sedikit khawatir ya. Masih takut ngelepas anak keluar," kata Erlinda.

Erlinda mengatakan, sebenarnya anaknya yang masih bersekolah di salah satu SD di Jakarta Timur jenuh sekolah lewat daring.

Namun, ia terus berupaya agar anaknya tetap semangat belajar.

"Saya sebagai orangtua tentu sudah capek dengan keluhan anak di rumah, tetapi menurut saya kita ya harus lebih cerdas aja menyikapinya. Kasih penjelasan agar anak tidak bosan di rumah," ucap Erlinda.

Menurut Erlinda, meskipun nantinya para tenaga kependidikan selesai divaksinasi semua, hal itu tidak menjamin penyebaran virus akan berhenti.

"Tidak menjamin, karena anak-anak kadang sulit diawasi kalau sudah ketemu temannya. Guru juga manusia biasa, pasti kewalahan juga mengatur anak-anak," tutur Erlinda.

"Guru-guru pasti nanti capek mengingatkan ke anak-anak untuk menjaga jarak di sekolah," tambah dia.

Sementara itu, orangtua siswa yang lain, Hingawati, setuju jika sekolah tatap muka digelar di daerah zona hijau Covid-19.

"Untuk daerah zona hijau, untuk semua tingkatan setuju, terlebih siswa SD. Karena pendidikan di rumah dari orangtua kurang," ujar Hingawati, warga Sunter Agung, Jakarta Utara.

Menurut Hingawati, penugasan lewat daring bagi anak-anak sekolah kurang maksimal.

"Banyak pekerjaan rumah (PR) yang dikerjakan siswa lain," kata dia.

Adapun data terbaru menunjukkan, terdapat penambahan 2.098 kasus Covid-19 di DKI Jakarta pada hari ini, Senin (1/3/2021).

Dengan demikian, akumulatif kasus Covid-19 di DKI Jakarta menembus angka 339.735. Sementara ada 10.365 kasus aktif di Ibu Kota.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/01/18332291/pro-kontra-orangtua-siswa-di-jakarta-soal-rencana-sekolah-tatap-muka-juli

Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke