Salin Artikel

Sudah 13.000 Orang Terima Vaksin Covid-19 Tahap Dua di Kota Tangerang

Sebanyak 13.000 orang dari 26.300 pelayan publik di Kota Tangerang sudah menerima vaksin sejak Kamis hingga hari Minggu lalu.

"Data laporan sampai kemarin, dari 26.000 (calon penerima vaksin), baru 13.000 (penerima) yang kami lakukan (penyuntikan) selama tiga hari kemarin," kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah kepada awak media, Senin siang kemarin.

Menurut Arief, pelaksanaan vaksinasi kemarin dilakukan untuk pedagang di tiga titik di wilayah Kota Tangerang, yaitu di Mal TangCity, Pasar Malabar, dan Pasar Anyar.

"Penerima vaksin di TangCity ini ada (pedagang dari) Pasar Babakan, Pasar Modernland, (mal) Metropolis, dan (mal) TangCity," ujar dia.

Ada 700 pedagang Pasar Anyar, Pasar Gerendeng, Pasar Poris Indah, dan Pasar Ramadhani, yang telah menerima vaksin di Pasar Anyar. Di Pasar Malabar juga adalah 700 pedagang yang menerima vaksin. Mereka berasal dari Pasar Malabar, Pasar Bandeng, Pasar Laris, Pasar Jatake, Pasar Cibodas, dan Pasar Grand Duta.

"Hari ini, totalnya ada 3.000 vaksin yang kami distribusikan di tiga titik itu," ujar Arief.

Tak ada sanksi untuk penolak vaksinasi

Direktur Pasar Jaya Kota Tangerang, Titin Mulyati mengatakan, bila ada pedagang yang menolak disuntik vaksin, petugas akan mengedukasi mereka. Titin mengemukakan tidak ada sanksi untuk mereka yang menolak vaksinasi.

"Sanksi dia dapat sanksi sendiri ya, karena kekebalan tubuhnya kurang. Kalau menurut saya harus jadi saya tak henti-hentinya menyosialisasikannya," tambah dia.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Televisianingsih, mengemukakan hal serupa. Dia bilang, jika ada pedagang yang menolak, orang itu akan diedukasi terkait dengan kandungan dan manfaat vaksin Covid-19.

"Kami harus edukasi. Ini kan ada banyak petugas. Ada Satpol PP, pihak kecamatan, kelurahan, dan lain-lain. Mereka harus mengedukasi pedagang," kata Televisianingsih.

Menurut dia, orang yang menolak vaksinasi akan mendapatkan sanksi moral. Pedagang yang menolak penyuntikan vaksin berpotensi menjadi penular virus corona SARS-CoV-2.

"Sanksinya, ya, sanki moral bahwa dia berpotensi untuk menularkan virus," ungkap dia.

Televianingsih juga mengatakan, pihaknya belum menentukan apakah para pedagang yang menolak vaksinasi akan dilarang untuk berjualan atau tidak.

"Masih belum ada ketentuan itu sampai hari ini," ucapnya.

Pedagang penerima vaksin bersyukur

Liu Mie Tjhin, pedagang di Pasar Malabar, mengatakan bersyukur telah disuntik vaksin.

"Untuk pemerintah, petugas, dan dinas, terima kasih,"" kata Liu Mie.

Liu Mie juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Terima kasih juga kepada Pak Jokowi (yang) mengutamakan rakyat kecil seperti pedagang," imbuh dia.

Pedagang yang menerima vaksin di Pasar Anyar, Novie, juga bersyukur karena telah divaksinasi. Ia bersyukur karena telah menerima vaksin secara gratis.

"Iya senang, bersyukur, karena vaksinnya kan gratis," ungkap Novie.

Novie mengaku, ia tak merasakan efek samping apa pun setelah disuntik vaksin. Ia malah langsung berjualan kembali usai menerina vaksin.

"Enggak sakit, enggak pegal-pegal juga. Ini mau jualan lagi," ucap dia.

Seorang penjual pakaian di Mal TangCity, Fadilah mengatakan, dia menerima vaksin pada pukul 11.30 WIB. Dia sempat merasa khawatir saat hendak disuntik.

"Awalnya saja takut, tapi ya akhirnya saya mau-mau saja," katanya, Senin siang.

Fadilah juga menyatakan, dia tak merasa adanya efek samping apa pun setelah divaksinasi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/02/10435961/sudah-13000-orang-terima-vaksin-covid-19-tahap-dua-di-kota-tangerang

Terkini Lainnya

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Megapolitan
9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

Megapolitan
Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Megapolitan
Kasus DBD Melonjak, Dinkes DKI Gencarkan Kegiatan “Gerebek PSN” Seminggu Dua Kali

Kasus DBD Melonjak, Dinkes DKI Gencarkan Kegiatan “Gerebek PSN” Seminggu Dua Kali

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangsel Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangsel Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Kembangkan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu, Pemprov DKI Bakal Perhatikan Keselamatan Lingkungan

Kembangkan "Food Estate" di Kepulauan Seribu, Pemprov DKI Bakal Perhatikan Keselamatan Lingkungan

Megapolitan
Kelakar Heru Budi Saat Ditanya Dirinya Jadi Cagub DKI: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi...

Kelakar Heru Budi Saat Ditanya Dirinya Jadi Cagub DKI: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi...

Megapolitan
Keluarga Korban Pembacokan di Kampung Bahari Masih Begitu Emosi terhadap Pelaku

Keluarga Korban Pembacokan di Kampung Bahari Masih Begitu Emosi terhadap Pelaku

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Megapolitan
Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke