Orang-orang seperti lelah menghadapi segala pembatasan di sana-sini untuk waktu yang lama dan tak diketahui berapa lama lagi, sehingga muncul rasa ingin melawan pembatasan-pembatasan tersebut.
Pasien 02 Covid-19, Maria Darmaningsih, mengajak kita semua agar menyadari napas sebagai anugerah luar biasa yang bisa sewaktu-waktu dicabut di tengah situasi pandemi Covid-19.
Ia berharap, dengan menghargai napas, seseorang dapat lebih ikhlas menghadapi pandemi yang seakan tak berujung ini, alih-alih menyerah dan mengabaikan protokol kesehatan.
"Bersyukurlah bahwa kita masih ada napas. Ketika kita masih bernapas, kita masih diberi kesempatan untuk hidup. Saat hidup, peliharalah," kata Maria ketika dihubungi Kompas.com, Senin (1/3/2021) malam.
"Tarik napas dan buang napas itu kan memberikan kesehatan buat tubuh kita. Kalau kita masih diberikan napas, ya itulah yang paling sederhana yang bisa kita lakukan. Rasa syukur itu memang kadang terpikir membosankan, bersyukur apa lagi? Ya napas itu saja. Syukuri napas itu," tambahnya.
Selama perbincangan dengan Kompas.com semalam, Maria sesekali berhenti berbicara karena napasnya terengah-engah.
Ia mengakui bahwa hal itu merupakan dampak jangka panjang akibat Covid-19 (long Covid) yang dideritanya setahun silam.
Maria lalu mengingat betapa dirinya pernah susah bernapas ketika ia masuk rumah sakit lantaran positif Covid-19. Saturasi oksigennya sempat merosot.
"Aku ingat banget, saat diisolasi, saya sempat pingsan, saya pikir karena saya darah rendah, ternyata ada oksigen yang turun, jadi saya sempat pingsan di kamar mandi, sendiri pula waktu itu," katanya.
"Untung saya tenang banget, jadi saya sabar, terus diam lama di kamar mandi, lalu baru pelan-pelan. Kalau saya panik, bisa berhenti kali napasnya," Maria menambahkan.
"Kita harus menghargai napas. Luar biasa."
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/02/12000111/pesan-pasien-02-setelah-setahun-silam-terinfeksi-covid-19-hargai-napas