Ia kini merasa semakin sulit berkonsentrasi ketika mesti menjalani rapat secara daring (dalam jaringan). Dia juga membutuhkan waktu untuk bisa mengingat kembali memori masa silamnya.
"Saya rasanya pulih ya, tapi kadang-kadang ada memori yang suka agak lama terpikir. Misalnya, nama jalan. Saya sering dengar, kok, tapi lupa di mana? Aku harus diam dulu, aku tanya anakku, baru teringat," kata Maria ketika dihubungi Kompas.com, Senin (1/3/2021).
"Sekitar lima bulan yang lalu, misalnya, dengar ada Jalan Ampera, aku diam dulu. Ampera kayaknya aku tahu. Padahal dulu setiap hari aku lewatin, kok sekarang tiba-tiba tanya di mana. Ha-ha-ha.... Itu ternyata, Long Covid kayak begitu," tambah dia.
Maria melanjutkan, gejala sejenis juga dialami seorang rekannya. Rekan itu, kata dia, memori penciumannya terganggu.
"Kayak dia melihat durian tapi dia lupa rasanya," ujar Maria.
Sebuah studi baru menunjukkan, hampir sepertiga pasien Covid-19 mengalami gejala yang menetap hingga sembilan bulan setelah mereka didiagnosis. Bahkan, termasuk mereka yang memiliki gejala ringan.
Para peneliti studi dari University of Washington, menganalisis informasi dari 177 orang di wilayah Seattle dengan infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi, yang diikuti selama tiga hingga sembilan bulan setelah diagnosis mereka. Waktu tindak lanjut rata-rata adalah enam bulan.
Namun, Maria masih merasakan sisa-sisa gejala Covid-19 itu walau setahun telah berlalu.
Ia mengakui, napasnya juga tak lagi sekuat dulu. Dalam perbincangan dengan Kompas.com, Maria sesekali harus diam sebentar dan menghela napas panjang karena bicaranya terkedang seperti terengah-engah.
"Ini aku kadang alami Long Covid seperti ini, nih, napasnya kayak terengah-engah, kamu dengar kan?" tanya Maria.
"Dulu aku enggak gini. Kalau jalan pagi, sekarang tuh, kadang-kadang merasa, lho, kok capek, ya," imbuhnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/02/12000441/setahun-silam-positif-covid-19-pasien-02-masih-alami-long-covid-hingga