Salin Artikel

Satu Tahun Pandemi Covid-19, Duka Tukang Gali Kubur yang Harus Pulang Malam

Namun, ia mengaku pengalaman terberatnya menjalani profesi ini adalah pada masa pandemi Covid-19.

"Selama delapan tahun jadi gali kubur, paling berat pas Covid-19 ini,"

Di awal masa pandemi, ia mengaku harus melakukan berbagai penyesuaian prosedur pemakaman.

"Iya kan baru, ya kaget lah, tapi ya sudah kita jalani saja apa yang disuruh. Namanya pekerjaan kita," ungkapnya.

Selain balok dan tambang yang sudah biasa digunakannya, pada masa pandemi Covid-19 Saun menambah satu buah perlengkapan saat memakamkan jenazah, yakni alat pelindung diri (APD).

"Nah, pakai APD itu panas banget. Apalagi kalau lagi siang gitu gerah. Mau dicopot, eh ada jenazah lagi yang datang," jelasnya.

Sehak awal bertugas di pagi hari, Saun sudah harus memakai APD lengkap.

Meski panas menerpa, APD tak boleh lepas dari tubuhnya.

Pulang larut malam

Sejak datang ke TPU Tegal Alur di pagi hari, antrean ambulans sudah didapati Saun.

"Itu ya, kita belum datang, ambulans udah bejejer," ungkap Saun.

Tak berhenti di situ, waktu pulang kerja Saun pun harus molor.

Sebelum pandemi Covid-19, Saun bisa kembali ke rumah sekitar pukul 17.30 WIB.

"Pas pandemi, sampai jam sepuluh sebelas malam masih ada jenazah, ya harus dijalani," jelasnya.

Terkadang, jenazah pun tak datang tepat pada jadwal yang telah ditentukan, sehingga ia dan rekannya harus menunggu.

"Kadang kita nunggu lama, keluarganya masih pada cekcok di rumah sakit, ya itu kita nunggu sampai malem," jelasnya.

Tak sempat istirahat

Banyaknya jumlah jenazah yang harus dimakamkan juga membuatnya kehilangan waktu beristirahat.

"Sulit mau istirahat waktu kerja itu, enggak bisa ngaso, enggak bisa istirahat dulu waktu habis ngemakamin satu," ucapnya.

Padahal, terdapat delapan tim yang bekerja dalam satu harinya.

Di mana, satu tim terdiri dari empat orang, dan bekerja secara bergantian.

"Padahal tim itu di-rolling. Tetap hampir keteter. Apalagi kalau enggak di-rolling tuh bisa ada yang pingsan," katanya.

Kini, Saun mengaku pekerjaannya tak seberat pertengahan hingga akhir 2020.

Pasalnya, sudah ada makam lain yang menampung jenazah terkait Covid-19.

Namun, masa pandemi Covid-19 tetap akan diingatnya sebagai periode terberatnya selama menjadi tukang gali kubur.

"Masyarakat ya harusnya taat sama aturannya, biar pandemi ini cepat kelar. Ya kita berharap saja ya, cepat selesai pandemi ini. Mudah-mudahan saja," tutupnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/02/17593381/satu-tahun-pandemi-covid-19-duka-tukang-gali-kubur-yang-harus-pulang

Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke