JAKARTA, KOMPAS.com - Guna meniminalisasi banjir yang menggenangi kawasan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, akan dibangun saluran gendong di sepanjang Kali Angke Hulu.
"Direncanakan pembuatan saluran gendong di sepanjang Kali Angke Hulu, ini untuk membantu buangan air," kata Lurah Rawa Buaya Syafwan Busti saat dihubungi Jumat (5/3/2021).
Dilansir dari situs web Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pu.go.id, saluran gendong adalah saluran pembuang terbuka yang berfungsi mengalirkan aliran buangan yang mengalir paralel di sebelah atas saluran pembawa.
Saluran gendong adalah saluran drainase yang diletakkan sejajar dengan saluran irigasi.
Saluran gendong ini berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) di luar daerah irigasi (ekstern area) masuk ke dalam saluran irigasi.
Air di saluran gendong ini dialirkan keluar ke saluran alam atau saluran drainase buatan yang terdekat.
Di Rawa Buaya sendiri, saluran akan bermuara di waduk terdekat.
"Jadi buangan air diarahkan ke waduk, jadi nggak semua air diarahkan ke Kali Angke Hulu. Kalau Angke Hulu meluap kan nggak mungkin air dibuang ke situ," ungkap Syafwan.
Selain itu, Syafwan mengaku telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memperbaiki sheetpile di sepanjang Kali Angke Hulu yang rembes maupun bolong.
"Di Angke Hulu ada beberapa sheetpile yang dibolongi masyarakt untuk pembuangan limbah, rencananya akan kita tutup bolong itu," kata Syafwan.
Sementara, masyarakat diarahkan untuk membuat septic tank (saluran pembuangan) di depan rumahnya masing-masing.
"Lalu, untuk jalur Kali Angke Hulu, ada seratus meter yang belum ter-sheetpile. Lokasinya di RT 5, RW4 udah saya laporkan dan sudah masuk rencana pembangunan," jelas Syafwan.
Adapun, Kelurahan Rawa Buaya adalah salah satu kawasan yang langganan dilanda banjir.
Pada Februari 2021, banjir setinggi 30 sentimeter hingga 120 sentimeter menggenangi Rawa Buaya.
Namun, Syafwan mengaku durasi banjir tahun ini lebih singkat jika dibanding dengan tahun sebelumnya.
"Tahun ini dua hari ya sudah surut, lebih cepat dari 2020 kemarin," kata Syafwan.
Sementara, pada tahun 2020, banjir belum surut sepenuhnya hingga satu minggu lamanya.
Syafwan menjelaskan bahwa kawasan Rawa Buaya sendiri merupaka dataran rendah yang berbentuk cekungan.
Rawa Buaya juga dialiri tiga buah sungai, yakni Angke Hulu, Mookevart, dan Cengkareng Drain.
Sehingga, Syafwan mengaku cukup sulit untuk menjadikan Rawa Buaya kawasan yang bebas banjir sepenuhnya.
"Kalau mau bebas banjir mungkin agak sulit karena memang topografinya seperti ini. Tapi kita bisa minimalkan dampaknya," kata Syafwan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/05/17242011/upaya-meminimalisasi-banjir-di-rawa-buaya-buat-saluran-gendong-hingga