Padahal, dana Rp 300.000 yang diberikan pemerintah itu harusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"Pada kenyataannya memang ada dana tersebut yang dipakai bukan untuk kebutuhan sehari-hari, kebanyakan juga dipakai untuk membayar cicilan kendaraan dan lain-lain," ucapnya, Kamis (11/3/2021), dikutip Tribunjakarta.com.
Menurut dia, hal tersebut terjadi lantaran kurangnya pengawasan dari pemerintah terkait penggunaan dana bansos.
Untuk itu, Rany meminta Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini Dinas Sosial, mengevaluasi kembali program BST DKI Jakarta.
"Saya berharap Dinsos melakukan evaluasi dan perbaikan supaya penerima bansos ini tidak salah sasaran dan tidak disalahgunakan juga," ujar dia.
Selain penyalahgunaan dana bansos, Rany menyebutkan, dia banyak menerima aduan terkait keterlambatan pencairan dana bansos tunai tahap kedua pada Februari lalu.
Selain itu, Rany mengaku mendapat banyak pengaduan dari masyarakat yang mengeluhkan pemotongan dana BST.
Dana tersebut, kata dia, disunat oleh oknum RT/RW yang meminta jatah bansos tunai dengan berbagai alasan.
"Banyak laporan ke kami juga memang masih banyak oknum dari pihak wilayah RT dan RW yang melakukan pemotongan dana BST ini," ucapnya.
Meski demikian, Rany tak menjelaskan lebih rinci lokasi penyunatan dana bansos oleh oknum RT/RW tersebut.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Ungkap Dana Bansos Malah Buat Bayar Cicilan Kendaraan". (Tribunjakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/11/18114201/ketua-f-gerindra-banyak-warga-jakarta-pakai-bst-untuk-bayar-cicilan