Salin Artikel

Tinggal di Pinggir Rel Kereta, Waluyo Dapat Tawaran Pulang Kampung dan Modal Beternak

Sejak kisahnya diberitakan, Waluyo mengaku mendapat sejumlah tawaran. Dia pun kini bimbang.

Waluyo bimbang antara pulang kampung ke Boyolali, Jawa Tengah untuk beternak atau memulai berjualan nasi goreng di Jakarta, seperti yang diimpikannya.

Kebimbangan Waluyo muncul lantaran ada tawaran modal untuknya beternak di kampung dan tawaran membuka usaha nasi goreng di Jakarta dari sejumlah pihak.

Ada perwakilan warga yang datang untuk bertanya, menawarkan kembali ke kampung dan memberikan modal untuk beternak.

“Tadi memang ada yang datang nawarin pulang kampung tapi saya bilang kalau enggak ada usaha ya percuma, pasti akan ke Jakarta. Tapi ditawarin lagi kalau ada modal mau enggak usaha,” ujar Waluyo kepada Kompas.com, Senin (15/3/2021) malam.

“Keterampilan saya, ternak, tukang bangunan, jualan nasi goreng. Kalau ada modal lebih, saya sebenarnya lebih memilih pulang kampung,” tambah Waluyo.

Ia berpikir akan beternak lele di kampung halamannya di Desa Bandung Wetan, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah.

Waluyo sendiri mengaku ada sedikit lahan di milik orangtuanya untuk beternak.

“Saya lebih milih pulang kampung. Kumpul keluarga sama orang tua. Di sini kan jauh sama orangtua. Di kampung masih ada saudara-saudara semua,” ujar Waluyo.

Ia mengaku ingin berternak ayam. Namun, Waluyo lebih ingin berternak lele.

Waluyo pun pernah bekerja sebagai buruh ternak di Palembang, Sumatera Selatan sebelum tahun 1998. Ia membantu peternak di Palembang untuk mengelola peternakan lele.

“Abis kerusuhan 1998, saya berhenti karena jauh dari orangtua. Dulu paman saya transmigrasi ke Palembang, diajak ke sana supaya jadi orang,” ujar Waluyo.

Ia mengaku sudah ingin beternak lele sejak masih muda. Namun, lagi-lagi Waluyo terkendala dana.


“Dulu pernah mau gadaikan surat tanah tapi enggal boleh,” tambah Waluyo.

Ia kini makin teringat orangtuanya yang sudah tua. Ayah Waluyo berumur 70 tahun, sedangkan ibunya berumur 65 tahun.

“Saya di kampung ya pingin ngurusin orangtua. Kalau ada modal mending pulang kampung, enak di kampung,” kata Waluyo.

Semenjak anak pertamanya lahir, Waluyo sudah sulit untuk mengirimkan uang. Mau tak mau, Waluyo harus mengutamakan tanggungjawab menafkahi anak-anaknya.

Ada juga pihak yang menawarkan bantuan seperti gerobak dan alat-alat usaha berjualan nasi goreng.

“Tadi dari Kecamatan Tebet tawarin kasih gerobak nasi goreng dan alat usaha nasi goreng,” tambah Waluyo.

Untuk berjualan nasi goreng, ia pun lebih memilih berjualan di tempat. Waluyo sudah tak sanggup untuk berkeliling.

“Kalau jualan keliling, kaki saya sudah enggak sanggup. Kalau jalan jauh kaki saya sakit, kaya sakit. Dulu saya pernah jatuh dari tangga dari tinggi empat meter,” kata Waluyo.

Kini, ia masih menunggu kabar terkait pihak yang sempat menawarkan tawaran modal usaha di kampung.

“Kalau itu benar, saya pasti akan pulang kampung,” ujar Waluyo.

Hidup di pinggir rel kereta Manggarai

Waluyo sudah hidup di pinggir rel kereta Manggarai-Jatinegara sekitar delapan tahun. Namun, tempat tinggal awalnya yang berbentuk saung beratap terpal terkena gusuran karena pembangunan Double-Double Track (DDT).

Saat ini, ia tinggal bedeng reot dan tak dialiri listrik. Lokasinya hanya berjarak sekitar 100 meter.

Tempat tinggalnya saat ini pemberian izin dari pemilik lapak kusen.

Waluyo bekerja sebagai pekerja serabutan. Ia lebih sering bekerja sebagai kuli harian lepas.

Hidup di pinggir rel pun tentu tak senyaman yang dibayangkan. Ancaman bahaya selalu mengincar keluarga Waluyo.

Anak Waluyo, Jannah (4) membentur bemper kereta. Beruntung kereta sedang tak berjalan. Anak Waluyo hampir bertemu malaikat maut.

Setiap hari, keluarga Waluyo menghabiskan sore di pinggir rel kereta Manggarai.

Kemiskinan yang dialami keluarga Waluyo adalah potret nyata kehidupan orang pinggiran Jakarta yang termarjinalkan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/15/22333081/tinggal-di-pinggir-rel-kereta-waluyo-dapat-tawaran-pulang-kampung-dan

Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke