Salin Artikel

Tukang Dibayar Rp 125.000 untuk Bongkar Rumah Mewah Tak Berpenghuni di Kebon Jeruk

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah rumah mewah tak berpenghuni di kawasan Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat dibongkar oleh kawanan pencuri baru-baru ini.

Para pelaku itu berjumlah lima orang di mana tiga orang berprofesi sebagai tukang bangunan. Mereka ditangkap oleh polisi di tempat kejadian perkara, Sabtu (20/3/2021).

Para pelaku yang telah diringkus berinisial S (47), ES (50), WA (33), KA (50), SU (58).

Kapolsek Kebon Jeruk Kompol R. Manurung mengatakan, modus operandi para pelaku membongkar dan mencuri bahan bangunan tanpa seizin pemilik rumah.

"Modus operandi: para pelaku membongkar rumah untuk mengambil bangunan tanpa seizin pemiliknya," kata Manurung dalam keterangan tertulis, Senin (22/3/2021).

Dia melanjutkan, rumah tersebut dibongkar oleh para pelaku. Kemudian, material bangunan dicuri untuk dijual.

"Yang tiga orang kerja buka keramiknya, yang dua orang lagi menyuruh untuk bongkar," ujar Manurung.

Menurut Manurung, yang menyuruh para kuli bangunan untuk membongkar rumah kosong tersebut adalah pelaku SU.

"Para pekerja mengaku sebagai orang yang disuruh mengerjakan pembongkaran atas barang bangunan rumah tersebut oleh Sdr. SU alias N," jelasnya.

Para kuli bangunan lantas diberi upah sebesar Rp 125.000 per hari oleh SU.

Mereka dibayar Rp 125.000 per hari dengan maksud untuk diambil barang material bangunan rumah tersebut," lanjutnya.

Sedang disewakan

Dijelaskan Manurung, rumah tersebut milik Rudi Hartodjo (53), merupakan peninggalan orangtua korban.

Saat terjadinya pembongkaran dan pencurian, rumah itu berstatus sedang disewakan ke salah seorang terduga pelaku.

"Korban adalah pemilik rumah di tempat kejadian, yang merupakan peninggalan orang tuanya, dan saat ini dalam keadaan kosong tanpa penghuni," ucap Manurung, dilansir dari Tribun Jakarta.

Kasus ini, dijabarkan Manurung, terungkap setelah seorang kerabat mencurigai aktivitas bongkar material di rumah mewah itu.

"Pada 20 Maret 2021, saksi MH (56) melihat ada sekelompok orang yang tidak dikenalnya sedang bekerja membongkar material rumah, di antaranya kusen, genteng dan bagian rumah lainnya," ujar Manurung.

Saksi itu lalu bertanya ke para kuli yang bekerja di sana.

Pekerja bangunan itu mengaku hanya disuruh bosnya untuk membongkar material rumah tersebut.

Saksi pun mengadukan hal tersebut ke petugas keamanan komplek dan pihak kepolisian.

"Atas kejadian itu, saksi menghubungi security komplek dan pihak kepolisian," lanjut Manurung.

Sebelumnya diberitakan, sebuah video beredar di media sosial yang memperlihatkan rumah mewah dalam keadaan berantakan.

Video tersebut memperlihatkan bagian lantai dan dinding rumah mengalami kerusakan parah.

"Ini benar-benar kurang ajar Pak. Udah berani mati ini. Ini udah berani mati beneran ini," kata salah satu orang dalam video tersebut.

(Reporter : Sonya Teresa Debora / Editor : Sandro Gatra)

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/22/15522211/tukang-dibayar-rp-125000-untuk-bongkar-rumah-mewah-tak-berpenghuni-di

Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke