Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin berkolaborasi untuk menciptakan kegiatan yang bisa mencerminkan persahabatan antara warga dan alam.
“Contoh taman ini (Taman Gintung). Ini taman yang jadi satu kolaborasi. Bagaimana bisa dimanfaatkan saat surut dan bagaimana saat pasang jadi ini jadi tempat parkir air,” ujar Anies di Taman Gintung saat memperingati Hari Air Sedunia pada Senin (22/3/2021).
Menurut Anies, Taman Gintung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat saat Sungai Ciliwung sedang surut. Sementara itu, jika Sungai Ciliwung sedang naik, Taman Gintung bisa menjadi tempat air di Sungai Ciliwung.
“Kalau kita bicara tentang naturalisasi, maka kita berbicara tentang bagaimana kita hidup tentang siklus alam itu,” tambah Anies.
Ia meminta pembangunan di sekitar sungai harus mengikuti siklus seperti masa pasang dan surut. Anies menyebutkan, pemanfaatan pinggir sungai harus memperhatikan siklus pasang surut sungai.
“Bukan dengan meniadakan pasang kemudian ketika surut tidak ada yang bisa kita manfaat itu,” ujar Anies.
Anies mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin berkolaborasi untuk mengembangkan Taman Gintung. Dengan begitu, akan lebih banyak kegiatan-kegiatan warga sekitar Taman Gintung yang ikut melestarikan alam dengan dukungan pemerintah.
“Pemerintah hadir untuk memastikan bahwa alam terjaga dengan baik,” kata Anies.
Ia pun berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah menjaga Sungai Ciliwung dengan atau tanpa pemerintah. Anies menekankan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin kolaborasi antara pemerintah dan komunitas terus berkelanjutan
“Dalam bahasa yang hiasa kita gunakan, kolaborasi ini ada Co creator, collaborator. Anda sudah menjadi co creator karena andalah sudah menciptakan suasana di sini,” tambah Anies.
Ia ingin ada keterlibatan masyarakat untuk program-program pelestarian alam.
“Saya harap saya kolaborasi makin serius, kita kerjakan secara serius sesuai dengan kewenangan yang kita miliki. Lalu kita pastikan masyarakat di sekitar dapat faedah sebesar-besarnya atas program yang nanti kita akan lakukan,” ujar Anies.
Sebelumnya, Anies mengatakan kerusakan-kerusakan alam banyak disebabkan oleh manusia.
Kontribusi kerusakan alam banyak diakibatkan oleh masyarakat perkotaan.
“Sekarang dalam kondisi perubahan alam yang luar biasa besar. Kerusakan yang diakibatkan oleh kita umat manusia,” ujar Anies dalam sambutannya.
Anies mengatakan, kerusakan-kerusakan alam khususnya dihasilkan dari kontribusi manusia yang tinggal di perkotaan.
Ia menyoroti kontribusi masyarakat perkotaan yang membuat kerusakan alam yang sangat besar.
“Sekarang kita harus secara serius mencari cara untuk bisa mengambil hikmah dari fenomena alam lalu kita menyesuaikan dengan kehidupan keseharian alam itu,” ujar Anies.
Anies menyebutkan, saat ini manusia hidup di era yang selalu bisa menaklukkan alam dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ia mengatakan, manusia saat ini harus menyesuaikan dengan alam.
“Dahulu inovasi dilakukan sehingga kita bertahan hidup dan ini yang membedakan manusia dengan makhluk-makhluk lain. Karena kita bisa membuat terobosan-terobosan,” tambah Anies.
Hari Air Sedunia selalu diperingati setiap tanggal 22 Maret.
Hari Air Sedunia diperingati setiap tahun pada 22 Maret sebagai bentuk kesadaran dan upaya mencegah krisis air global di masa depan.
Seperti kita ketahui, manusia tidak bisa hidup tanpa air. Demikian pula mahluk hidup lainnya di muka bumi, seperti tumbuhan dan hewan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/22/18400731/anies-sebut-taman-gintung-jagakarsa-bisa-jadi-contoh-daerah-resapan