"Ketika kami memberikan investasi di sini, sudah ada feasibility studies-nya. Bahkan dalam feasibility studies tadi, perhitungan konservatif diperkirakan nilai perekonomian yang bergerak di Jakarta sekitar 78 juta euro atau sekitar Rp 1,2 triliun yang akan bergerak di Jakarta," kata Anies pada 20 September 2019.
Namun itu dulu. Sekarang berbeda lagi. Setelah pandemi Covid-19 melanda, kajian kelayakan dampak ekonomi itu dipertanyakan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Hitungan keuntungan ajang Formula E tak lagi relevan dengan perhitungan sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Dalam Buku I Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemprov DKI Jakarta Tahun 2019 dari BPK Perwakilan DKI Jakarta terdapat rekomendasi bagi Pemprov DKI melakukan kajian ulang dampak ekonomi penyelenggaraan Formula E.
BPK mencatat, kajian awal yang dilakukan PT Jakpro November 2019, dari penyelenggaraan Formula E bisa menghasilkan keuntungan Rp 20-50 miliar bagi PT Jakpro dengan pembiayaan Rp 200-310 miliar. Selain itu diprediksi memiliki dampak ekonomi tambahan sekitar Rp 460-540 miliar untuk satu kali event balap.
Namun kajian tersebut dilakukan sebelum ada pandemi Covid-19 yang muncul di awal tahun 2020.
"Maka hasil studi kelayakan di atas masih belum menggambarkan aktivitas pembiayaan secara menyeluruh. Selain itu, kondisi force majeur Covid-19, yang mempengaruhi dan menunda penyelenggaraan Formula E pada tahun 2020, akan turut serta mempengaruhi asumsi dan perhitungan dampak ekonomi yang telah disusun sebelumnya dalam studi kelayakan sebelumnya," tulis BPK.
Diprediksi biaya membengkak karena penundaan
Karena pandemi, penyelenggaraan Formula E mengalami penundaan dua kali, yaitu seri balapan 2020 dan 2021.
Pemprov DKI tidak akan membatalkan ajang balap tersebut tetapi menunda sampai tahun 2022.
Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Anggara Wicitra menilai, penundaan penyelenggaraan Formula E semakin membebani keuangan Pemprov DKI. Karena commitment fee akan terus bertambah seiring dengan penundaan penyelenggaraan Formula E.
"Semakin lama ditunda semakin tinggi biaya commitment fee-nya," kata Anggara dalam keterangan tertulis, Senin (22/3/2021).
Anggara menjelaskan, penambahan commitment fee sesuai dengan kontrak yang sudah disepakati, yaitu akan mengalami kenaikan 10 persen per tahun.
Karena itu, penundaan penyelenggaraan berarti sama dengan menambah pembayaran commitment fee yang sebelumnya sudah disetor Pemprov DKI. Commitment fee yang harus dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta di tahun 2022 menjadi 24 juta poundsterling.
"Ada selisih 4,2 juta poundsterling atau sekitar Rp 80 miliar," kata Anggara.
Dengan perhitungan penambahan uang yang disetor Pemprov DKI ke pihak penyelenggara, Anggara mengatakan akan ada potensi masalah di kemudian hari. Karena kejelasan anggaran untuk penyelenggaraan Formula E yang merupakan ambisi Gubernur Anies Baswedan itu semakin tidak jelas jika terus mengalami penundaan.
Sedang dikaji ulang
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta Ahmad Firdaus mengatakan, saat ini PT Jakarta Propertindo sedang mengkaji ulang keuntungan yang bisa didapat dari penyelenggaraan balap Formula E.
"Nanti kan ada kajian lagi, Jakpro kan lagi mengkaji, lagi dengan masa pandemi seperti ini," kata Firdaus melalui telepon.
Dia mengatakan, kajian dampak ekonomi termasuk keuntungan yang bisa didapat dari penyelenggaraan Formula E dilakukan PT Jakpro karena Jakpro merupakan pihak penyelenggara bersama Formula E Operation (FEO).
Dispora DKI Jakarta, kata Firdaus, hanya membantu melunasi kewajiban pembayaran commitment fee.
"Kemarin kami sudah bayarkan (commitment fee) 1,5 seri," kata Firdaus.
Anggaran yang digelontorkan untuk pembayaran commitment fee sebesar 31 juta poundsterling. Firdaus mengatakan, uang yang setara Rp 618 miliar itu tidak hangus. Uang yang disetor ke FEO untuk penyelenggaraan Formula E yang tertunda.
"Ditunda pelaksanaannya dengan menggunakan uang yang memang sudah dibayarkan," kata Firdaus.
Optimis bisa raih untung
Meski belum ada kajian terbaru terkait keuntungan penyelenggaraan Formula E setelah ditunda dan ada pandemi Covid-19, Pemprov DKI optimis Formula E tetap bisa memberikan keuntungan secara ekonomi bagi Pemprov DKI.
"Tentu (ada keuntungan ekonomi), sebelum diputuskan (untuk ditunda), ada mekanisme ada kajian ada penelitian oleh konsultan," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria.
Dia mengatakan penilaian dampak ekonomi diberikan oleh konsultan dan dikaji secara mendalam. Riza mengatakan, karena kajian-kajian tersebut Pemprov DKI berani menggelontorkan uang hingga triliunan rupiah untuk ajang balap mobil listrik itu.
"Uang yang kami keluarkan tentu nanti sesuai dengan apa yang kami dapatkan," kata Riza.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/23/09403851/penyelenggaraan-formula-e-setelah-ada-pandemi-covid-19-bakal-untung-atau