Salin Artikel

Satu dari 15 Orang yang Diduga Terlibat Prostitusi di Ciledug Masih Berumur 15 Tahun

Mereka diketahui diamankan karena rumah kos itu diduga dijadikan tempat praktik prostitusi.

Kasie Rehabilitasi Eks Penyakit Sosial dan Tunasosial (PSTS) Dinas Sosial Kota Tangerang Jajat Jafar berujar, satu orang itu masih berusia 15 tahun.

"Enggak semuanya berusia lebih dari 17 tahun. Ada yang di bawah, satu orang ada yang masih 15 tahun," ungkap Jajat melalui sambungan telepon, Rabu (24/3/2021).

Saat ini, satu orang di bawah umur itu masih harus menjalani rehabilitasi di salah satu fasilitas milik Dinsos Kota Tangerang.

Dinsos tengah menghubungi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) untuk penanganan lebih lanjut terkait satu orang yang berumur 15 tahun itu.

"Pihak sana (DP3AP2KB) sedang mendata itu. Sementara ini, kami masih belum tahu pasti motivasi dia," papar Jajat.

"Mudah-mudahan keluar dari Dinsos, mereka tidak mengulangi lagi," imbuh dia.

Jajat menambahkan, semua orang yang ditangkap itu rata-rata berasal dari luar Kota Tangerang.

Kata dia, berdasarkan pemeriksaan yang telah mereka lakukan, di antaranya ada yang mengaku berasal dari Cianjur, Sukabumi, dan Wonogiri.

"Ada yang asli Cianjur, dan Sukabumi. Ada yang dari Wonogiri juga," ucapnya.

Jajat mempersilakan orangtua masing-masing untuk mengunjungi mereka yang tengah menjalani rehabilitasi.

Akan tetapi, Dinsos Kota Tangerang melarang teman-teman mereka berkunjung

"Kalau dibesuk, orangtua dipersilakan, tapi kalau teman-temannya enggak kami kasih," tutur dia.

Diberitakan sebelumnya, Jajat mengungkapkan bahwa rehabilitasi yang dijalani 15 orang tersebut berlangsung mulai Rabu.

"Kalau rehab di kami, itu di rumah singgah. Ada pembinaannya. Sesuai tupoksi kami di bidang rehabilitasi," ungkap Jajat.

"Rehabnya soal penyakit sosial dan tunasosial," imbuhnya.

Jajat menyatakan, mereka harus menjalani rehabilitasi itu minimal selama satu minggu ke depan.

Hingga saat ini, pihaknya telah memeriksa ke-15 orang itu sebanyak satu kali.

Jajat menyebutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan, ada 10 orang yang mengaku sebagai pekerja seks komersial (PSK) dan empat orang mengaku sebagai muncikari.

Satu orang lagi mengaku sebagai teman dari salah satu penguhi rumah kos yang digerebek.

"Yang mengaku PSK ada 10 orang. Yang lima itu, diindikasikan empat orang (merupakan) muncikari, yang satu orang cuma main," kata dia.

Dari hasil pemeriksaan juga, mereka mengaku menjadi PSK dan muncikari lantaran faktor ekonomi.

Kata Jajat, sebagian orang yang diamankan mengaku sebagai tulang punggung keluarga.

"Kebanyakan faktor ekonomi latar belakangnya. Rata-rata pengakuannya begitu, sebagai tulang punggung lah, atau apa lah," papar dia.

Ia berujar, pihaknya mengerahkan sejumlah tenaga ahli untuk merehabilitasi 15 orang itu.

Tenagi ahli itu di antaranya adalah tenaga ahli kerohanian, tenaga medis, dan tenaga pekerja sosial.

"Mereka sekarang sudah tenang lah. Awal-awal tegang dan pengin pulang. Ya, enggak bisa, tupoksi kami kan ada pembinaan," tutur Jajat.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/24/22393321/satu-dari-15-orang-yang-diduga-terlibat-prostitusi-di-ciledug-masih

Terkini Lainnya

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke