Salin Artikel

Kesaksian Penghuni Kontrakan yang Selamat dari Kebakaran di Rumah Petak Matraman

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran hebat terjadi di permukiman padat penduduk di Jalan Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur, pada Kamis (25/3/2021) dini hari. Sebanyak 10 orang tewas dalam kejadian tersebut.

Semua korban adalah warga yang menempati rumah kontrakan yang terletak di gang buntu. Gang tersebut memiliki lebar sekitar satu meter.

Di gang tersebut berdiri kontrakan empat pintu yang ditempati lima kepala keluarga (KK) dengan total penghuni 15 orang.

Salah seorang warga yang selamat, Nanang Wahyudi (37), menuturkan bahwa kebakaran terjadi sekitar pukul 04.50 WIB. Lokasi kontrakan mereka diapit dua kontrakan lain yang dihuni tiga KK.

"Saya sama istri bangun dari tidur itu karena dengar teriakan-teriakan tetangga kanan-kiri. Mereka teriak minta tolong, tapi enggak teriak kebakaran," ujar Nanang, dilansir dari TribunJakarta.com.

Ketika Nanang membuka pintu kontrakannya, ia melihat bahwa dua unit sepeda motor yang terparkir di depan kontrakan mereka sudah dilahap si jago merah.

Api yang ada di motor itu langsung menyembur ke atas dan memperparah kebakaran.

Ia pun bergegas menyelamatkan diri ke luar gang sambil membawa serta istri dan anaknya.

"Pas saya buka pintu api dari motor itu langsung nyembur ke atas. Langsung saya ungsikan istri sama anak ke luar. Hitungan detik pas saya balik lagi ke lokasi enggak bisa, api sudah makin besar," ujarnya.

Nanang dan warga lainnya akhirnya berupaya melakukan pemadaman mandiri sambil meneriaki tetangga mereka agar bergegas menyelamatkan diri.

Namun, upaya mereka gagal karena api lebih cepat merambat, dan keberadaan lima motor di lokasi kejadian yang ikut terbakar memperburuk kobaran api. Para korban pun terjebak.

"Sebenarnya yang rumah paling pojok itu masih bisa keluar, tapi mungkin karena pas kejadian tidur jadi terlambat. Memang kejadiannya cepat banget, enggak sempat nyelametin barang juga," tuturnya.

Korban tewas

Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Penyelamatan dan Kebakaran (Gulkarmat) Jakarta Timur pertama kali menerima laporan warga tentang kebakaran tersebut pada Kamis pukul 04.50 WIB.

Kasie Ops Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Gatot mengatakan, pihaknya langsung mengerahkan 14 unit mobil pemadam kebakaran ke lokasi kejadian. Api baru bisa dipadamkan pada pukul 05.40 WIB.

Kebakaran tersebut menyebabkan 10 orang meninggal dunia. Mereka terdiri dari tiga KK yang menghuni dua unit kontrakan.

Unit pertama dihuni oleh korban tewas Muhamad Hamdani Himawan (24), Debby Emilia (25), Farras Izan Himawan (2), Sri Mulyani (51), dan Ria Ramadhanie (17), yang merupakan dua KK.

Sementara unit kontrakan lainnya ditempati oleh korban tewas Beni Siswanto (44), Nova (42), Silvanny Aliya Nabila (21), Beyva Alilya Azahra (15), dan Benno Siswanto (9).

Saat ini, korban tewas telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Jasad korban dibawa ke RSCM untuk pemeriksaan lebih lanjut dan keperluan penyelidikan," ujar Kapolsek Matraman Kompol Tedjo Asmoro.

Pantauan Kompas.com, lokasi kebakaran berada di gang buntu yang menyulitkan warga untuk keluar masuk.

Untuk menuju lokasi kebakaran, warga harus melalui gang kecil selebar dua meter sepanjang 20 meter. Dugaan sementara penyebab kebakaran itu adalah korsleting. (TribunJakarta.com/ Bima Putra)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Penuturan Kronologis Korban Selamat Kebakaran di Matraman yang Tewaskan 10 Warga: Dengar Teriakan".

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/25/13192031/kesaksian-penghuni-kontrakan-yang-selamat-dari-kebakaran-di-rumah-petak

Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke